Kantor Gus Ipul Diluruk Bakul Pasar Kebonagung: Tempe Rp 5 Ribu, Bayar Parkir Rp 6 Ribu

Kantor Gus Ipul Diluruk Bakul Pasar Kebonagung: Tempe Rp 5 Ribu, Bayar Parkir Rp 6 Ribu

Unjuk rasa pedagang Pasar Kebonagung di Kantor Wali Kota Pasuruan -Istimewa-

PASURUAN, HARIAN DISWAY - Ratusan pedagang Pasar Kebonagung, Kota Pasuruan, menyerbu kantor Wali Kota Pasuruan di Jalan Pahlawan setempat, Rabu, 10 Januari 2023. Pedagang berunjuk rasa untuk menyampaikan tuntutan mereka terkait kondisi Pasar Kebonagung yang semakin sepi sejak diterapkan portal masuk dan keluar di pasar tersebut.

Sepinya pembeli diperparah dengan kenaikan dua lipat retribusi kepada para pedagang. 

Sayangnya, Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul tidak berada di kantornya.

Diketahui Gus Ipul sedang bertugas di PBNU sehingga para pedagang Pasar Kebonagung itu ditemui Wakil Wali Kota Pasuruan Adi Wibowo. 

Pedagang menyuarakan sepinya pembeli di Pasar Kebonagung sejak portal dipasang. Portal masuk dan keluar tersebut menarik retribusi sebesar Rp 3 ribu.

Namun, saat di dalam area pasar para pembeli ditarik lagi retribusi parkir sebesar Rp 3 ribu. Hal itu ditengarai sebagai penyebab sepinya Pasar Kebonagung sejak 2 minggu portal diterapkan. 

BACA JUGA:Kukuhkan Pengurus Baru, Ketua PCNU Kota Pasuruan Minta Jangan Terjebak Dinamika Organisasi

BACA JUGA:Pimpin Upacara HUT PMI ke-78, Wawali Pasuruan Berpesan Agar Peran PMI Harus Bisa Dirasakan Masyarakat

"Mau beli tempe 5 ribu, tapi masuknya dan parkirnya lebih dari harga tempenya. Mending beli di pasar lain," ungkap Iis salah seorang pembeli.

Bukan hanya pembeli yang mengeluhkan hal itu. Para pedagang dan pegawai toko di dalam pasar juga mengeluhkan hal yang sama.

"Kalau naruh kulakan tidak bisa sekali jalan saja. Suami nanti bisa berkali-kali untuk naruh kulakan. Coba kalau sekali masuk keluar uang Rp 6 ribu. Sedangkan untung jualan semakin tipis," kata Ima seorang pedagang.

Para pedagang di Pasar Kebonagung juga mengeluhkan kenaikan retribusi yang mencapai dua kali lipat.

Khoiriyah seorang pedagang mengaku jika retribusi sewa lapaknya dari Rp 95 ribu, kini menjadi Rp 185 ribu. Yang disayangkannya juga kenaikan itu tidak lewat musyawarah dengan para pedagang.

"Retribusinya sudah naik tanpa woro-woro. Sekarang sepi pembeli di pasar gara-gara kebijakan yang tidak melihat kondisi rakyat," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: