Debat Cawapres dan Into the Water

Debat Cawapres dan Into the Water

Ilustrasi debat cawapres dan Into the Water.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA: Debat Cawapres Kedua, Mahfud Pakai Jaket Pencinta Alam

Begitu celoteh yang terbaca dalam beragam pandangan. Agenda membuat jalan bebas hambatan di sepanjang tanah Jawa adalah pembangunan yang memang menyedot perhatian. 

Para ekonom dan politikus berkomentar. Para akademikus dan agamawan sibuk mencari dalil penolakan atau penerimaan. 

Para perencana dan penanam modal lebih asyik lagi untuk menguatkan pendapatnya lantaran pendapatan mereka memang ditentukan keberhasilan mengegolkan program. 

Demikianlah obrolan ringan yang dapat didengarkan sebagian besar penikmat ”kopi giras” warung-warung pinggir jalan. 

Praktis proyek trans-Jawa dan gudang-gudang pabrik yang dibangun sepanjang jalan itu tol itu sangat penting untuk tumbuhnya optimisme ekonomi. Namun, benarkah itu adanya? 

Soal ekonomi memang sangat menggiurkan. Tapi, cukupkah dengan kemajuan dan gairah ekonomi semata? Pasti problem ikutannya adalah juga menyentuh aspek sosial-budaya.  

Cawapres sebenarnya dapat menghitung dalam kalkulasi lanjutan mengenai dimensi ekologi. Apakah pembangunan itu tidak mengakibatkan guncangan-guncangan ekologi? 

Apakah pembangunan tersebut tidak merusak tatanan konservasi bersamaan dengan pembagian lahan Perhutani? Apakah lahan-lahan yang dibebaskan memang kawasan yang tidak produktif? 

 

Lingkungan Kian Disuarakan

Kenapa aspek lingkungan perlu diketengahkan saat debat cawapres? Sebab, kita semua menyadari bahwa pembangunan dikatakan berkelanjutan justru dipandang pembangunan itu mampu menjalin secara harmonis dimensi ekonomi, sosial, dan lingkungan. 

Apabila dimensi ekonomi memang menguntungkan dan secara sosial memang tidak menimbulkan goncangan, apakah secara ekologis dinilai dapat diterima? 

Kepentingan lingkungan sejatinya bukan wicara tunggal untuk menjadi penentu pelaksanaan suatu pembangunan. Tapi, dalam konstruksi modern dalam dunia yang berubah pesat, kalkulasi lingkungan harus dikedepankan. 

Lingkungan dituangkan menjadi arus utama kebijakan yang dipedomani oleh semua stakeholders. Negara dengan segala alat kelengkapannya harus memperhatikan lingkungan secara matang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: