Februari 2024 Uji Coba Bus Listrik Surabaya Berakhir

Februari 2024 Uji Coba Bus Listrik Surabaya Berakhir

Ujicoba bus listrik di Surabaya segera berakhir. Dishub Kota Surabaya sebut antusias warga cukup tinggi . - M Sahirol Layeli/ HARIAN DISWAY---

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Uji coba bus listrik di Surabaya segera berakhir pada awal Februari 2024. Bus listrik ini beroperasi sejak gelaran piala dunia U-17 di Surabaya pada November 2023 lalu.

Awalnya, bus listrik digunakan sebagai angkutan massal pada agenda internasional tersebut. Dalam perkembangannya terus diujicobakan. Harapannya bisa menjadi moda transportasi alternatif di Surabaya.

Bus listrik digadang-gadang menjadi moda transportasi yang efektif dan memiliki dampak positif. Mulai dari dampak terhadap lingkungan hingga efektivitas sumber daya yang digunakan.

BACA JUGA: Bus Listrik Ditambah Tiga Unit, SB Dikonversi ke Listrik 

"Yang paling besar itu investasi di depan. Karena kendaraan mahal," ujar Kasi Angkutan Jalan dan Penumpang Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya Ali Mustofa, Jumat, 26 Januari 2024.

Investasi awal memang mahal. Namun, jika dihitung jangka panjang lebih terjangkau. Apalagi jika dihitung kebermanfaatan bagi lingkungan. Nilai kerusakan terhadap lingkungan akibat polusi dari transportasi berbahan bahan bakar minyak (BBM) jauh lebih mahal.

"Iya secara energi lebih hemat dari diesel. Bebas polusi dan tidak bising," ujarnya. Misalnya saja, Ali menyebut kendaraan umum diesel berbahan bakar biosolar untuk satu liter bisa digunakan untuk perjalanan dua kilometer. Harga per liter biosolar sekitar Rp 6.800.

BACA JUGA: Bus Listrik G20 Mengaspal di Surabaya, Layani Rute Purabaya–Kenpark

Sedangkan bus listrik untuk jarak satu kilometer hanya membutuhkan 1 kwh. Dengan harga Rp 1.600 per kwh. "Berarti satu kilometer setengah liter jadi Rp 3.400 dengan Rp 1.600. Kalau operasional sangat sedikit karena kwh kecil," ujarnya. 

Sementara itu, dari hasil evaluasi awal, ada sejumlah catatan yang perlu diperhatikan. Ali menyebut kondisi baterai sejauh ini aman, tidak mudah panas. Selebihnya tak ada kendala.

"Harus ada penyesuaian ketinggian kendaraan saja. Iya ngasruk ke jalan, ada beberapa tipe karena kurang tinggi," jelasnya. 

"Lalu, kalau bus kecil di pertengahan harus charging, kita harus mengubah pola operasinya supaya tidak kehabiasan di tengah jalan," lanjutnya. 

Ali menilai antusias warga terhadap bus listrik cukup tinggi. Meski begitu harus tetap dievaluasi agar bisa dipetakan baik secara jalur dan rute sehingga efektivitas bisa dicapai.

Jika hasil evaluasi bagus maka bisa dilakukan pengadaan dengan tetap memperhatikan anggaran belanja yang dimiliki Pemerintah Kota. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: