Upacara Pembejian di Pura Penataran Luhur Medang Kamulan Ciptakan Suasana Damai, Tentram, dan Suci

Upacara Pembejian di Pura Penataran Luhur Medang Kamulan Ciptakan Suasana Damai, Tentram, dan Suci

Umat Hindu khusyuk berdoa dalam upacara Pembejian. Mensucikan diri, pratima, lingkungan pura, dan semesta. -Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

“Kami hadir untuk memuliakan leluhur kami. Leluhur Bali banyak berasal dari Jawa. Ada Raja Airlangga, Eyang Gajah Mada, Eyang Hayamwuruk, dan sebagainya,” ujar Jero Eva yang berasal dari Desa Kapal, Mengwi, Badung, Bali.

Pratima atau sarana astana para leluhur berjumlah ratusan. Nama-nama para leluhur di Nusantara pun ada di sana. Seperti Ken Dedes, Mpu Sindok, dan deretan raja atau tokoh dari era Hindu-Buddha di Nusantara. 

Setelah melakukan penyucian di lingkungan dalam pura, pratima-pratima itu disunggi. Dibawa pula panji-panji simbol dewata serta pratima senjata para dewa. Lantas diarak dari pintu utara pura hingga ruang suci mandala di sebelah barat. Memutar, melalui perkampungan Raya Medang Kamulan.
Banten sesaji khas Suku Tengger. Umat Hindu Tengger juga mengikuti prosesi Pembejian di Pura Penataran Luhur Medang Kamulan.- Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

Di belakang arak-arakan tersebut dibunyikan musik perkusi dari ketipung dan cymbal. Khas bunyi-bunyian Jawa, yang kerap dimainkan pula di kalangan Suku Tengger. Di ruang suci mandala, arak-arakan tersebut disambut oleh tiga pandita. Mereka bersembahyang, kemudian bersama-sama masuk ke ruang bagian dalam.

Ratusan pratima itu diletakkan di tempatnya masing-masing. Romo Sepuh memimpin prosesi itu, kemudian mengakhirinya dengan puja bakti, tanda bahwa kegiatan malam itu telah usai.

Senyum dan ketenangan batin tampak dalam wajah para umat. Termasuk Sarjiyo, salah seorang umat Hindu dari Yogyakarta. "Upacara ini ada kaitannya dengan kedamaian, ketentraman, dan kesucian batin. Untuk sekarang ini yang paling utama adalah doa untuk kedamaian Indonesia," ujarnya. 

Mendekati pemilu, Sarjiyo dan umat yang lain tentu berharap agar segalanya berjalan lancar. Masyarakat Indonesia tetap bersatu dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika.
Prosesi arak-arakan umat Hindu sembari membawa pratima dan benda-benda suci dari Pura Penataran Luhur Medang Kamulan, Gresik. -Julian Romadhon/HARIAN DISWAY-

BACA JUGA: Hari Raya Galungan Pada Bulan Kemerdekaan, Dirjen Bimas Hindu Ajak Untuk Perkuat Semangat Persatuan

Seperti kebinekaan yang terlihat dalam Pura Medang Kamulan. Antara Hindu Bali, Jawa, Tengger, dan berbagai daerah lain tampak rukun. Tanpa melihat perbedaan tata cara masing-masing. Sebab segalanya diniatkan pada Hyang Widhi atau Tuhan Yang Maha Esa.

Umat Hindu Bali, ada yang membuat canang atau wadah sesaji dari daun janur. Sedangkan warga Tengger membuatnya dari wadah besek. Di bagian atasnya terdapat buah kelapa, pisang ayu, serta berbagai sesaji lainnya. 

Meski hujan datang sejenak, itu tak menyurutkan semangat mereka untuk berdoa. Setelahnya, mendung pun sirna. Purnama menyala remang di langit Medang Kamulan. 

Beberapa dari mereka tak melewatkan momen tersebut. Yakni dengan bermeditasi di ruang-ruang suci di pura tersebut. (Heti Palestina Yunani/Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: