Bank Jatim Tutup Buku 2023, Penyaluran Kredit Tembus Rp 54,76 Triliun

Bank Jatim Tutup Buku 2023, Penyaluran Kredit Tembus Rp 54,76 Triliun

RUPS 2023 Bank Jatim selesai digelar pada rabu, 7 februari 2024-Humas bank Jatim-

SURABAYA, HARIAN DISWAY– RUPS 2023 Bank Jatim tuntas digelar pada Rabu, 7 Februari 2024. Pertumbuhan dari berbagai sektor cukup bagus.

Di tengah dinamisnya kondisi perekonomian nasional dan regional, BUMD milik Provinsi Jawa Timur mampu membukukan kinerja keuangan di Tahun Buku 2023 dengan sangat baik.

Total asetnya mencapai Rp 103,85 Triliun atau tumbuh 0,80 persen dibandingkan tahun sebelumnya dalam skala year on year (YoY).

Begitu pula dengan ekspansi kredit yang diberikan mencapai Rp 54,76 triliun atau naik 18,54 persen (YoY).

BACA JUGA:Pertama di Indonesia, Bank Jatim Catat Rekor MURI dengan Akad Kredit Konsumer Terbanyak

Angka penyaluran kredit tersebut tumbuh diatas rata-rata pertumbuhan kredit nasional yang hanya sebesar 10,3 persen.

Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menjelaskan, komposisi penyaluran kredit Bank Jatim yaitu kredit konsumtif sebesar Rp 31,2 triliun atau meningkat 8,91 persen (YoY) dan kredit produktif sebesar Rp 23,5 triliun atau tumbuh eksponensial 34,28 persen (YoY). 

Hasil tersebut sangat signifikan terhadap pertumbuhan kredit. Terutama, kata Iman, kredit produktif.

Menurutnya, kondisi ini merupakan kesuksesan Bank Jatim dalam mengimplementasikan strategi segmentasi, modernisasi bisnis model, penentuan target dan monitoring yang terukur.

BACA JUGA:Gus Ipul Dekatkan Bank Jatim hingga ke Pengurus RW

“Juga pola shifting terhadap tenaga account officer. Di sisi lain, kredit konsumtif sebagai captive market Bank Jatim, juga masih memiliki potensi melalui momen seperti Penerimaan ASN baru, kenaikan gaji berkala ASN, penerimaan sekolah, liburan,” terangnya.

Lebih lanjut, penyaluran kredit produktif perseroan yang ditinjau dari segi ekonomi dikelompokkan menjadi beberapa kategori.

Di antaranya yaitu perdagangan besar dan eceran sebesar Rp 7,15 triliun; konstruksi sebesar Rp 3,79 triliun; industri pengolahan sebesar Rp 3,10 triliun.

Lalu, pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar Rp 2,55 triliun; perantara keuangan Rp 2 triliun; jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, dan perorangan lainnya Rp 1,8 triliun; penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum Rp 429 miliar serta lain-lain Rp 1,1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: