Mengajak Capres-cawapres Meng-isramikraj-kan Kebijakan

Mengajak Capres-cawapres Meng-isramikraj-kan Kebijakan

Inilah peringatan yang menjadi jalan teduh di saat bangsa ini kian dipanasi tensinya oleh tahapan pilpres 2024. -Pexels-

GEMA salawat mengalun dari masjid, surau, langgar-langgar, dan musala di setiap areal perkotaan dan perdesaan. Suasan kampung-kampung dan gang-gang sempit di metropolitan Surabaya seperti sebuah pesantren besar.

Di semua sisi Surabaya. Barat, Timur, Utara, Selatan dan Tengah Kota Pahlawan terus bersahutan suara orang mengaji. Imaji ini dituntun seperti Ramadan 1445 Hijriah hadir lebih awal. Demikian pula di wilayah Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

Perjalanan seutas pesan Rihlah Jawa dalam suasana penuh orang mengaji. Baru tersedak sadar ternyata ini menifes dalam kerangka kerinduan umat atas peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW.

Ternyata di rumah surat pemberitahuan dari organ keagamaan sudah menumpuk. Bukan soal donasi acaranya tetapi pesannya tentang peristiwa yang mukjiyati. Hal itu diagendakan sebagai hari besar Islam yang turut menggedor kesadaran religius khalayak.

BACA JUGA: Mengajak Capres-cawapres Berucap Gong Xi Fa Cai: Ngrumangsani Hidup

Inilah peringatan yang menjadi jalan teduh di saat bangsa ini kian dipanasi tensinya oleh tahapan pilpres 2024. Pilpres yang ditandai dengan gelegar seruan kampus ataupun penilaian publik atas sopan santun yang ternoda.

Soal kebenaran tentu menjadi ruang tersendiri. Tetapi Keputusan DKPP seolah meneguhkan putusan MKMK. Ada yang dicederai dalam proses yang begitu menyedot anggaran besar negara yang bernama pemilu. Eman apabila laku yang tidak taat asas kepatutan itu semakin membuncah.
Para capres yang bakal menjadi pemimpin negeri ini diharapkan berani melakukan ”isra dan mikraj” kebijakan yang mampu menumbuhkan kadar kepercayaan rakyat. --

Semoga dalam hitungan pekan ke depan, damai menyertai bangsa ini sekelindan hasil pilpres terunggah dengan segala catatan kritis oleh setiap warga negara.

Kini saya menyertakan ruhani saja dalam nuansa peringatan atas peristiwa teologis Isra Mikraj. Dalam Alquran Surah Al-Isra ayat 1 direkam firman-Nya: Sub-hānallażī asrā bi'abdihī lailam minal-masjidil-harāmi ilal-masjidil-aqshalladzī bāraknā haulahụ linuriyahụ min āyātinā, innahụ huwas-samī'ul-bashīr. 

Rentangkan pikir dalam lantun indah ini bahwa ada penegasan demikian: "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

Patutlah umat terpanggil. Sampai nanti di gerbang Ramadan 1445 H akan banyak diselenggarakan acara peringatan peristiwa ekstranalar yang dinamakan Isra Mikraj Nabi Paling Mulia Muhammad SAW.

Peristiwa ini begitu abadi dalam kisaran keimanan maupun oleh-olehnya yang berupa salat. Maka kalau kita bepergian jangan lupa bawa oleh-oleh. Apa pun itu. Yang penting selalu membahagiakan. Salat itu di samping membahagiakan juga menyehatkan.

Isra Mikraj adalah laku spektakuler. Kebesaran dan keagungan kejadian Isra dan Mikraj bukan pada kultus ceritanya tetapi pada kedalaman maknanya. Sebuah lompatan besar dalam pengembangan kapasitas keimanan telah diperlihatkan dalam ”lakon tauhid” yang berupa Isra Mikraj.
Perintah dari Isra Mikraj adalah salat, yang di samping membahagiakan juga menyehatkan. --

Inilah perubahan ritme hidup maha dahsyat yang ada dalam dorongan jiwa orang-orang beriman. Munculnya kesadaran untuk manusia agar melakukan ritual ketertundukan yang ada dalam salat merupakan pijakan dasar betapa manusia harus mengalami dinamika prosesi dari yang bersifat kemanusiaan menuju puncak ketuhanan, secara sekaligus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: