Prabowo-Gibran Deklarasi Kemenangan di Istora, Minta Pendukung Jangan Jumawa

Prabowo-Gibran Deklarasi Kemenangan di Istora, Minta Pendukung Jangan Jumawa

PRABOWO-Gibran deklarasi kemenangan di Istora, minta pendukung jangan jumawa.-YouTube Narasi Newsroom-

BACA JUGA:Quick Count SMRC: Paslon 01 Unggul di Aceh dan Sumatera Barat

"Apa pun sukunya apapun etnisnya, apapun rasnya. Apa pun agamanya. Apa pun latar belakang sosialnya. Seluruh rakyat Indonesia akan menjadi tanggung jawab kami untuk menjaga kepentingannya," paparnya.

Pria yang sudah 3 kali berkontestasi dalam pemilihan presiden itu mengatakan, ia akan tetap menunggu hasil resmi KPU. Ia yakin demokrasi Indonesia berjalan dengan baik.

Selama masa kampanye, Prabowo melanjutkan, ia dan timnya telah berkampanye ke seluruh Indonesia. Ia membagi tugas dengan tim. Tak hanya antara ia dan Gibran. Tapi para anggota koalisi juga ditugasi keliling negeri.

BACA JUGA:AMIN Menang di Tempat Megawati Nyoblos, Megawati Ngomel: Saya Dapat Laporan Kecurangan!

Ia juga mengapresiasi kesediaan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono mendungnya. SBY hadir dalam kampanye akbar Prabowo di Gelora Bung Karno (GBK), pada 10 Februari 2024 lalu.


PRABOWO-Gibran deklarasi kemenangan di Istora, minta pendukung jangan jumawa. Foto: suasana Istora saat Prabowo mendeklarasikan kemenangan. -YouTube KIM-

"Bahkan SBY pun turun dari gunung. Saya kaget, waktu di GBK, presiden RI keenam jalan kaki 7 km. Presiden! Jalan kaki! Luar biasa. Penghormatan buat beliau," kata Prabowo.

Ia lantas menyinggung segala sikapnya selama kampanye yang dianggap keras dan kasar. Prabowo meminta maaf soal itu. Dan mengajak seluruh rakyat dan pendukungnya move on.

BACA JUGA:Hasil Quick Count Poltracking, Prabowo-Gibran Unggul Telak Hampir 60 Persen

"Kita laksanakan kampanye memang dengan semangat, kadang dengan kata-kata yang keras. Itu namanya kampanye," kata Prabowo.

"Sekarang kampanye telah selesai. Kita harus bersatu kembali," ucap Prabowo. "Saya mengajak, mari kita lupakan kata-kata yang kasar. Di antara saudara, bertengkar itu biasa. Tapi bertengkar jangan jadi perpecahan yang lama-lama," tuturnya.

"Rakyat ingin kesejukan bangsa Indonesia. Adat kami, tradisi kami, ajaran ortu kami adalah tidak mencari permusuhan, (melainkan) kekeluargaan, persaudaraan," katanya.

BACA JUGA:Usai Gunakan Hak Suaranya di TPS 60, Anies Apresiasi Petugas KPPS

BACA JUGA:Quick Count LSI di 2.000 TPS, Prabowo Unggul 57,26%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: