Pameran Ingatan Abadikan Memori Silam ala Wisnuaji Putu Utama

Pameran Ingatan Abadikan Memori Silam ala Wisnuaji Putu Utama

Pameran Ingatan mengabadikan memori silam ala Wisnuaji Putu Utama. Bella Austin (kiri) dan Wisnuaji Putu Utama (kanan) dalam diskusi pameran. -Moch Sahirol Layeli-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Perupa Wisnuaji Putu Utama menyelenggarakan pameran solo bertajuk Ingatan di Artspace, Artotel TS Suites Surabaya. Pembukaan pameran berlangsung pada Selasa, 13 Februari 2024. Menampilkan 17 lukisan, menghadirkan objek-objek floral atau imaji tumbuhan yang dibalut aneka warna dan kesan-kesan personal.

Tajuk Ingatan dipilih lantaran ingatan merupakan sesuatu yang sangat berharga. Perupa asal Yogyakarta itu menghimpun kenangan-kenangan yang berserak ke dalam pamerannya. Ia menempatkan tumbuhan sebagai sosok yang bercerita. 

Penulis Fenty Puspitasari menyebut dalam kata pengantarnya bahwa tumbuhan tak pernah jadi pemeran utama. Terlihat biasa, namun, kehidupan senantiasa bergantung kepadanya. "Tumbuhan tampak diam. Tapi dalam diamnya, ia mengingat segala hal dalam kehidupan," tulisnya.

BACA JUGA: Pameran Lukisan oleh Komunitas Art Continuous: Sebuah Implementasi Lain Pahlawan


Pameran Ingatan, Abadikan Memori Silam ala Wisnuaji Putu Utama. Bella Austin (kiri) dan Wisnuaji Putu Utama (kanan) dalam diskusi pameran lukisan -Moch Sahirol Layeli-

Tumbuhan mengenali udara yang hangat, air yang cukup, dan sinar matahari yang melimpah. Tumbuhan juga “berdamai” dengan tunas-tunas di musim hujan, daun-daun yang meranggas, dan buah-buah yang membusuk. 

Lantas, ingatan masa-masa sulit dan menyenangkan itu menjadi kebijaksanaan dalam hidup. “Demikianlah cara kerja ingatan dalam mengenang sisi-sisi kehidupan,” tulis Fenty.

Wisnuaji mencerminkan segala memori semasa kecil hingga sekarang lewat lukisan. Bak sebuah tanaman, Wisnuaji memperhatikan lingkungan tempatnya tumbuh. Apa yang biasa dilakukan oleh orang lain? Bagaimana orang lain merespons fase-fase dalam hidupnya? Bagaimana seseorang bangkit dari masa sulitnya? Bagaimana manusia bisa tetap tersenyum dan tertawa? Dan sejumlah pertanyaan yang lain.

Melalui pameran, para pengunjung bisa merasakan ingatan Wisnuaji lewat subject matter berupa tanaman. Wisnuaji juga memadukan idiom lanskap kosong, abstrak, dan berbenturan dengan objek geometris sebagai simbol ruang terbatas. Perupa itu menuangkan segala ingatannya melalui cat akrilik di berbagai ukuran kanvas.


Pameran Ingatan, abadikan memori silam ala Wisnuaji Putu Utama. Lukisan berjudul Unstoppable No. 3 karya Wisnuaji Putu Utama-Moch. Sahirol Layeli-

Lukisan berjudul Unstoppable itu merupakan karya berseri yang terdiri dari empat bagian. Yakni Unstoppable No.1 hingga 4. Karya tersebut berupa dedaunan abstrak yang dikekang oleh suatu kotak dan garis-garis. 

BACA JUGA: Sambut Hari Kota Dunia, Pameran Lukisan Beyond Vision: Budaya Turut Membangun Kota

Daun yang berwarna hijau dan biru gelap beradu dengan warna merah, kuning, dan ungu. Wisnuaji juga menambahkan dekorasi berupa kain renda dalam lukisannya. Karya Unstoppable merupakan wujud penyemangat baginya. “Lukisan ini adalah gambaran semangat. Jika semangat sudah didapatkan, maka tidak boleh menyerah. Meskipun terjatuh, kita harus tetap jalan,” katanya.

Ada pula lukisan berjudul New Comer. Berupa visual tangkai bunga dengan kelopak menjari. Bunga itu berdiri tegak, tumbuh sendiri dalam langit malam. Terdapat aksen warna emas di samping bunga tersebut layaknya sebuah bintang. Bunga itu seolah merepresentasikan pendatang baru dalam kehidupan yang gelap, yang memberi cahaya bagi sekitarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: