Indonesia Mulai Masuki Pancaroba Pada Maret-April, Risiko Cuaca Ekstrem Meningkat

Indonesia Mulai Masuki Pancaroba Pada Maret-April, Risiko Cuaca Ekstrem Meningkat

Evakuasi pohon tumbang di Jalan Raya Bandung-Garut pasca angin puting beliung pada Rabu, 21 Februari lalu. BMKG memperingatkan potensi cuaca ekstrim pada masa pancaroba Maret-April 2024-BNPB-

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa Indonesia bakal memasuki masa pancaroba pada Maret hingga April 2024. Masa pancaroba kali ini merupakan peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. 


Pergerakan angin puting beliung yang melanda Kabupaten Bandung. --disway.id

Menyikapi kondisi ini, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan antisipasi potensi cuaca ekstrem mulai dari hujan lebat hingga angin puting beliung.

Analisis dinamika atmosfer BMKG menunjukkan beberapa wilayah Indonesia, terutama bagian selatan, telah lewati puncak musim hujan dan mulai memasuki masa peralihan musim.

BACA JUGA: BMKG Jelaskan Perbedaan Puting Beliung dan Tornado: Jangan Pakai Istilah Yang Bikin Heboh

Dwikorita menerangkan ciri masa peralihan musim adalah terik saat siang, disusul hujan pada sore hingga menjelang malam. Fenomena ini terjadi karena besarnya radiasi matahari yang memicu proses terbentuknya awan. 


Kondisi Jalan yang Rusak Akibat Angin Puting Beliung--Laman Resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Karakteristik hujan pada periode ini cenderung tidak merata, durasi singkat, dengan intensitas sedang hingga lebat. Jika kondisi atmosfer tidak stabil maka akan meningkatkan potensi terbentuknya Cumulonimbus (CB).

“Awan CB inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es. Bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas,” ujar Dwikorita.

BACA JUGA: BMKG Sebut Bencana Hidrometeorologi di Jawa Barat Akibat Curah Hujan Tinggi

Fenomena curah hujan tinggi menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang dan tanah longsor. Sehingga masyarakat yang tinggal di perbukitan diimbau untuk hati-hati.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto memaparkan hasil monitoring BMKG terkait fenomena atmosfer yang signifikan dan dapat memicu naiknya curah hujan disertai kilat atau angin kencang.

Diantaranya, dominasi aktivitas monsun asia dan aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) di Kuadran 3 (Samudra Hindia Bagian Timur). MJO ke depannya diprediksi akan masuk ke Pesisir Barat Indonesia dalam beberapa pekan.

BACA JUGA: Angin Puting Beliung Melanda Rancaekek, Disebut Tornado Pertama di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: bmkg