Menuju Indonesia Emas 2045: Kepemimpinan Nasional-Strategis dan Tantangan Bonus Demografi

Menuju Indonesia Emas 2045: Kepemimpinan Nasional-Strategis dan Tantangan Bonus Demografi

ILUSTRASI Menuju Indonesia Emas 2045: Kepemimpinan Nasional-Strategis dan Tantangan Bonus Demografi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

 

BONUS DEMOGRAFI 

Populasi sekitar 270 juta jiwa dan pertumbuhan angka kelahiran yang rata-rata mencapai 4,8 juta jiwa per tahun menempatkan posisi Indonesia di nomor empat terbesar setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. 

Dengan demikian, Indonesia memiliki modal dan persiapan yang cukup untuk mencetak generasi emas pada 2045. 

Bahkan, menurut United Nation for Population Fund (UNPF), Indonesia tergolong sebagai negara yang memiliki persentase tinggi dalam pertumbuhan generasi usia produktif (15–64 tahun) jika dibandingkan dengan usia nonproduktif (di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun) di kawasan Asia-Oseania. 

Dalam berbagai kesempatan, Presiden Jokowi berpesan bahwa bonus demografi yang dikelola dengan baik niscaya menghasilkan potensi besar keuntungan, baik secara ekonomis maupun strategis. 

Pertama, mendongkrak produk domestik bruto (PDB) karena usia produktif mengambil peran terbesar dalam aktivitas ekonomi. 

Kedua, meningkatkan tabungan masyarakat dan sosial. Meningkatnya usia produktif yang bekerja akan menaikkan tingkat pendapatan yang pada gilirannya mengatrol tingkat kesejahteraan dan kemakmuran.  

Ketiga, mencetak generasi emas yang secara strategis diharapkan bertanggung jawab dan mampu mengelola aktivitas ekonomi dan sosial demi kelangsungan hidup bernegara. Lebih jauh lagi, sustainable regeneration adalah faktor determinan di sektor pertahanan keamanan  

Meski demikian, bukannya mendatangkan manfaat, bonus demografi justru dikhawatirkan memunculkan berbagai tantangan jika tidak dikelola dengan baik. 

Misalnya, penyediaan lapangan kerja yang seimbang dengan ledakan angkatan kerja produktif ataupun potensi ancaman kriminal akibat pengangguran.  

Sebaliknya, kondisi itu akan bermanfaat bagi kemajuan bangsa jika pemangku kepentingan bisa menciptakan peluang positif bagi pembangunan. Jendela demografi harus semaksimalnya dijadikan bonus demografi ketimbang kutukan demografi.

 

REPOSISI KEPEMIMPINAN STRATEGIS

Dalam karyanya, The Next 100 Years, A Forecast for The-21st Century, George Friedman telah memprediksi bahwa episentrum hegemoni politik akan mengalami pergeseran dari daratan Timur Tengah dan Eropa ke daratan Asia-Pasifik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: