FKP Unair dan Tiga Universitas Malaysia Latih Perajin Ikan Asap Kenjeran Mengolah yang Hygine, Halal, dan Toyib

FKP Unair dan Tiga Universitas Malaysia Latih Perajin Ikan Asap Kenjeran Mengolah yang Hygine, Halal, dan Toyib

Pada hari kedua pelatihan, para peserta berkreasi mengolah ikan asap. Beberapa sudah sangat familiar. Tapi ada olahan baru seperti asam manis ikan asap dan ikan asap suwir dengan taburan petai dan cabe. --Sapto Andriyono

SURABAYA HARIAN DISWAY - Ikan asap Kenjeran adalah salah satu kuliner yang menjadi ikon wilayah pesisir Surabaya. Dengan rasanya yang khas, makanan itu jadi perpaduan yang sempurna antara tradisi, keterampilan, dan kelezatan.

Selama dua hari pada 29 Februari-1 Maret 2024 lalu, Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Univesitas Airlangga menyelenggaraan Pelatihan Sanitasi Hygine Pengolahan Produk Perikanan Pesisir Kota Surabaya.

Digelar di FPK kampus C Unair dan Balai RW02 Kejawan Lor, Bulak Kenjeran, kegiatan yang menjadi program Pengabdian Masyarakat International Dana Abadi Perguruan Tinggi (DAPT) 2023-2024 itu diikuti kader PKK di RW02 Kejawan Lor.

Selain dari FPK Unair, materi pelatihan disampaikan oleh pembicara dari tiga universitas di Malaysia yakni Universiti Teknologi Malaysia (UTM) Johor, Universiti Putra Malaysia (UPM) Serdang, dan Universiti Malaya (UM) Kuala Lumpur.

Menurut dosen FPK Unair Dr. Eng. Sapto Andriyono, pelatihan itu diberikan agar peserta memahami bagaimana memproduksi ikan asap yang tetap terjaga kualitasnya.

“Slogan yang disematkan dalam pelatihan yakni ’Bersih, Sehat dan Bergizi’ berusaha kami tanamkan agar masyarakat menyadari pentingnya sanitasi dan hygine,” kata Sapto. 


Peserta Pelatihan Sanitasi Hygine Pengolahan Produk Perikanan Pesisir Kota Surabaya yang merupakan kader PKK di RW02 Kejawan Lor foto bersama usai mengikuti kegiatan selama dua hari. --Sapto Andriyono

Materi tentang sanitasi dan hygine itu disampaikan oleh Heru Pramono PhD. Menurutnya, produk yang sehat baik dan berkualitas akan dimakan oleh konsumen menjadikan produk juga halal dan toyib.

Senada dengan Heru, pemateri dari UTM menyoroti pentingnya sanitasi dan hygine pada produk perikanan mengingat produk ini sangat mudah terkontaminasi mikroba. Yakni bakteri yang dapat bersifat patogen dan tidak baik bagi kesehatan manusia.

Produk perikanan yang memiliki kandungan protein dan lemak tak jenuh yang tinggu dapat rusak dengan adanya bakteri yang merugikan baik pada produk dan konsumennya.

Oleh karena itu, perhatian tentang kebersihan lingkungan dan pengolah ikan asap menjadi titik kritis dari kontaminasi bakteri pada produk ikan asap.

BACA JUGA:Pindahkan Ratusan Lansia, Pemkot Surabaya Segera Bangun Panti Griya Wreda di Babat Jerawat Pakal Tahun Ini Juga

Sementara Prof Latifah Abdul Manaf dari UPM menyoroti penggunaan plastik dan isu pencemaran plastik yang semakin meningkat.

Pada hari kedua disajikan kreasi olahan ikan asap yang dibuat peserta. Beberapa produk olahan sudah sangat familiar seperti ikan asap dengan sambal dan ikan asap bumbu mangut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: