5 Sikap RA Kartini yang Bisa Diteladani dan Diterapkan dalam Keseharian

5 Sikap RA Kartini yang Bisa Diteladani dan Diterapkan dalam Keseharian

Inilah 5 keteladanan R.A Kartini yang bisa diterapkan dalam hidup. --ilustrasi

Selama dipingit, Kartini bersama adik-adiknya juga senang belajar menggambar, membatik, memasak, Bahasa Belanda, dan bermain piano. Wawasan dia semakin meluas karena sering berbagi pengalaman lewat surat menyurat bersama temannya di Belanda, Rosa Abendanon dan Estella Zeehandelaar.

Kartini menunjukkan, bahwa belajar tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah. Anda bisa mempelajari banyak hal dari mana pun. Apalagi sekarang, ketika kita dapat dengan mudah mendapatkan akses belajar.

BACA JUGA:6 Ide Kegiatan Lomba Hari Kartini Bagi Gen Z

Hal ini bisa Anda terapkan dalam keseharian untuk mengisi waktu luang dengan membaca buku, berita, dan informasi apa saja untuk memperluas pengetahuan. Gunakan akses internet tak terbatas untuk menggali ilmu sedalam-dalamnya.

Karena dengan mengetahui banyak hal, pikiran kita akan semakin kritis, terbuka, dan maju. 

3. Pantang Menyerah


5 SIKAP RA Kartini yang bisa diteladani dan diterapkan dalam keseharian. Foto: Kartini akhirnya menikah dengan Bupati Rembang.-Historia-

Kisah hidup Kartini diwarnai oleh banyak ketidakadilan dan ketidaksetaraan. Dia hidup pada masa ketika perempuan dianggap tidak perlu bersekolah setinggi anak laki-laki.

Di tengah kondisi tersebut, saat memiliki pengalaman sekolah Belanda sebagai anak Bupati, dia merasakan kebebasan yang sebenarnya, memuaskan rasa ingin tahunya tentang banyak hal.

BACA JUGA:Rekomendasi 5 Baju Adat Simpel untuk Peringati Hari Kartini

BACA JUGA:Sambut Hari Kartini, Hutama Karya Resmikan Fasilitas Daycare Untuk Karyawan

Namun, kebebasan tersebut terhenti oleh tradisi pingit yang diterapkan orang tuanya saat ia berumur 12 tahun. Saat itulah, Kartini mulai berpikir bahwa nasib perempuan hanyalah untuk manut atau patuh dan pasrah menikah dengan orang yang tidak dikenalnya.

Bahkan ketika mendapatkan kesempatan untuk lepas dari pingitan pada usia 16 tahun dan keluar dari rumah, Kartini mendapatkan cemooh dari semua orang. Hal itu dianggap sebagai bentuk perilaku yang tidak pantas bagi anak perempuan.

Namun, Kartini tidak menyerah. Dalam kondisi tersebut, dia tidak pernah berhenti belajar dan terus berkembang. Sikap pantang menyerah inilah yang bisa Anda terapkan dalam hidup.

Untuk suatu hal yang baik dan positif, Anda bisa memperjuangkannya tanpa menyerah untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan seperti belajar, bekerja, memulai hal baru yang mungkin banyak rintangan dalam menjalankan hal tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber