Sinopsis Tuhan, Izinkan Aku Berdosa, Film Tentang Pelecehan Seksual di Pesantren yang Tayang 22 Mei

HARIAN DISWAY - Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa disutradarai oleh Hanung Bramantyo berhasil menarik perhatian publik pada gelaran Jakarta Film Week 2023 lalu. Film ini direncanakan tayang di seluruh bioskop di Tanah Air pada 22 Mei 2024 mendatang.

Film ini diadaptasi dari buku Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur (2003) karya Muhidin M Dahlan. Plotnya mengangkat isu pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan pesantren.

Hanung menyebut bahwa film ini tidak dimaksudkan untuk menyerang agama tertentu. Melainkan menyoroti fenomena yang dilakukan oleh oknum yang mengaku relijius.

"Menurut saya, film ini enggak akan ada kalau situasi keagamaan kita enggak seperti saat ini," jelas Hanung Bramantyo dalam event Jakarta Film Week tahun lalu.

BACA JUGA:Sinopsis Film Menjelang Ajal, sebuah Teror Jin Pesugihan yang Siap Ramaikan Layar Lebar

"Pelecehan di lingkungan keagamaan (oleh) mereka yang memakai topeng agama. Yang salah bukan agama tapi orang yang pengecut dan penakut," lanjut sutradara yang juga membesut Ayat-Ayat Cinta dan Surga yang Tak Dirindukan tersebut.

Nah, mumpung Tuhan, Izinkan Aku Berdosa akan segera tayang, mari simak sinopsis dan para pemain film tersebut. 

Sinopsis Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa

Sinopsis film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa, angkat isu pelecehan di Pesantren. --YouTube Cinema 21

Sebelum dikenal menjadi seorang perempuan simpanan, Nadyah Kirani (Aghniny Haque) merupakan mahasiswi rohis (kerohanian Islam) yang ingin mengabdikan hidupnya di jalan Tuhan.

Bersama organisasi Islam Dariyah, Kiran berjuang untuk mendakwahkan sistem khilafah yang dianggap ideal dan sesuai dengan syariat Islam. Namun, keputusan dia mengikuti organisasi ini justru membuat Kiran menempuh jalan yang berbeda.

BACA JUGA:Adu Laris! Film Siksa Kubur dan Badarawuhi di Desa Penari Tembus 2 Juta Penonton dalam Sepekan

BACA JUGA:Sinopsis Badarawuhi di Desa Penari, Film Asal Usul Ratu Ular yang Tayang Mulai Hari Ini

Di sisi lain, Kiran merasa bersalah karena menyusahkan keluarganya. Sang ayah, yang merupakan pensiunan pegawai sedang sakit keras. Dalam kondisi seperti itu pun, ia masih kerap mengirimkan uang buat Kiran. Sedangkan ibunya tidak bekerja.

Sumber: