Jejak Perjuangannya Layak, Gagas Romo Mangun Jadi Pahlawan Nasional
YB Mangunwijaya atau dikenal sebagai Romo Mangun-Ist-Harian Disway
SURABAYA, HARIAN DISWAY – Romo Mangun jadi pahlawan nasional. Itulah gelora yang dibangun tentang tokoh bernama asli Yusuf Bilyarta Mangunwijaya (Y.B. Mangunwijaya) tersebut. Sosok imam Gereja Katolik Roma kelahiran Ambarawa 6 Mei 1929 itu menjadi teladan bagi atas humanisme yang selalu digaungkan.
Romo Mangun lekat dengan perjuangan yang membela kepentingan wong cilik. Romo Mangun pembela kaum marginal dengan membantu warga di Kali Code Yogyakarta dan Kedung Ombo Sragen. Romo Mangun juga dikenal sebagai budayawan, arsitek hebat, penulis, dan aktivis sosial.
BACA JUGA : Mahasiswa Arsitektur Universitas Ciputra Wajib Pahami Sosok Romo Mangun
Belum lama ini, kuliah umum menggelorakan Romo Mangun sebagai pahlwan Nasional digelar pada Kamis, 18 April 2024 di Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). Dua pembicara dihadirkan, yakni Dosen Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta Romo Martinus Joko Lelono dan Dosen Arsitektur UAJY F.X. Eddy Arinto.
Romo Martinus Joko Lelono mengatakan sosok Romo Mangun digelorakan oleh Ikatan Alumni Filsafat Teologi Sanata Dharma Yogyakarta (Ikafite). Mereka menilai setelah 25 tahun meninggalnya Romo Mangun, semangat hidupnya harus terus digelorakan.
"Romo Mangun ditawarkan sebagai pahlawan, tapi bukan pahlawan yang mati," ujarnya di Surabaya saat launching bukunya yang berjudul Gelora Hati Mangunwijaya, Selasa, 23 April 2024.
Romo Dr Martinus Joko Lelono Pr MHum, dosen Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma bersama bukunya Gelora Hati Mangunjiwa di Universitas Ciputra Surabaya, Selasa 23 April 2024.-Moch Sahirol Layeli-
Romo Joko menyebut bahwa Romo Mangun bisa dikatakan sebagai pahlawan yang nilai hidupnya harus terus diikuti. Romo Mangun memiliki standar moral yang bisa diikuti. Hal itu seperti yang pernah dikatakan Gus Dur tentang sosok Romo Mangun.
"Standar moral artinya ada kebaikan yang dikatakan tapi juga dilakukan," ujarnya.
"Nah sekarang Indonesia sedang kehilangan ruang itu, standar moral, kebaikan itu seperti itu kalau tidak kita hanya akan hidup sebagai masyarakat yang praktis pragmatis sejauh berguna dan menguntungkan saja. Bahkan yang hanya menguntungkan diri dan kelompok saja," lanjutnya.
BACA JUGA : Cheng Yu Pilihan Dosen Ilmu Filsafat Wayang dan Etika UGM Iva Ariani Yu Shi Tui Yi
Romo Mangun merupakan anak sulung dari dua belas bersaudara dari pasangan Yulianus Sumadi Mangunwijaya dan ibu Serafin Kamdaniah.
Romo Mangun menyelesaikan pendidikan SD di Magelang pada 1943. Kemudian melanjutkan pendidikan di sekolah Teknik (setingkat SMP) di Yogyakarta hingga 1947 dan SLA di Malang pada 1951.
Tamat SLA, Romo Mangun menempuh pendidikan seminari sebagai calon imam Keuskupan Agung Semarang. Seminari Menengah berada di Jalan Code Yogyakarta hingga 1952 lalu pindah ke Seminari Menengah Mertoyudan Magelang hingga 1953.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: