Jejak Perjuangannya Layak, Gagas Romo Mangun Jadi Pahlawan Nasional

Jejak Perjuangannya Layak, Gagas Romo Mangun Jadi Pahlawan Nasional

YB Mangunwijaya atau dikenal sebagai Romo Mangun-Ist-Harian Disway

Lulus dari SLA Seminari Meryoyudan, Romo Mangun melanjutkan studi Filsafat dan Teologi di Institut Institut Filsafat dan Teologi Sancti Pauli Yogyakarta. Kemudian ditahbiskan pada 8 September 1959 oleh Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ.

BACA JUGA : Toetik Koesbardiati, Profesor Bidang Ilmu Paleoantropologi (1): Mencatat Dua Rekor Pertama sebagai Guru Besar

Setelah tahbisan, Romo Mangun melanjutkan studi di jurusan Arsitektur Institut Teknologi Bandung sampai 1960. Dilanjutkan studi di Jerman yaitu Sekolah Tinggi Teknik Rhein, Westfalen, Aachen Jerman pada 1960-1966. Sepulang dari Jerman, Romo Mangun bertugas sebagai pastor yang memperhatikan kaum miskin dan tinggal di paroki Salam Magelang. 

Romo Mangun terus berkarya sebagai arsitek independen. Dan dengan izin dari Uskup, Romo Mangun kemudian memutuskan tinggal dan berkarya di lembah Kali Code Yogyakarta sampai 1986. Romo Mangun membangun perkampungan di bantaran Kali Code. Karyanya diganjar Aga Khan Award pada 1992. 

BACA JUGA : Series Jejak Naga Utara Jawa (23) : Ajarkan Perbedaan Lewat Gaya Arsitektur

Romo Mangun juga aktif dalam dunia kepenulisan dengan berbagai karya berupa artikel, esai, cerpen, hingga novel. Novelnya yang berjudul Burung-Burung Manyar mendapatkan penghargaan sastra Ramon Magsaysay pada 1996. Sampai akhir hayatnya, Romo Mangun masih mengayomi dan membela anak-anak jalanan di sepanjang Kali Code Yogyakarta melalui komunitas Pinggir Kali Code (Girli).

Dalam pengabdiannya terhadap wong cilik, Romo Mangun tak pernah melihat status sosial maupun agama. Baginya, agamanya ialah humanisme. Semua pengabdiannya kepada wong cilik membuatnya dikenal sebagai Romo bagi kaum marginal.

Romo Mangun berpulang pada hari Rabu 10 Februari 1999, di Hotel Le Meridien Jakarta. Romo Mangun dimakamkan di Kompleks Seminari Tinggi Santo Paulus Kentungan Yogyakarta. (Wulan Yanuarwati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: