Pengembangan Budaya Akademik di Indonesia (1): Tantangan dan Solusi Meningkatkan Literasi

Pengembangan Budaya Akademik di Indonesia (1): Tantangan dan Solusi Meningkatkan Literasi

SUASANA Starfield Library di Korea Selatan-Muhammad Turhan Yani untuk Harian Disway-

SALAH SATU destinasi wisata menarik di Korea Selatan selain wisata alam adalah Starfield Library. Wisata itu merupakan wisata akademik yang layak dikunjungi untuk membangkitkan semangat dalam mengembangkan dan melestarikan budaya akademik di berbagai belahan dunia, khususnya Indonesia. 

Tepatnya pada hari libur nasional tanggal 9-10 Mei 2024, saya dan beberapa sahabat berkunjung ke Korea Selatan. Salah satu destinasi wisata yang dituju adalah Starfield Library. 

Wisata itu memberikan kesan tersendiri dalam suasana akademik yang dibalut dengan suasana wisata mal atau perbelanjaan. Namun, banyak sekali pengunjung yang giat membaca di tempat-tempat yang disediakan. Buku hanya boleh dibaca di tempat, tidak boleh dipinjam dibawa pulang. 

BACA JUGA: Refreshing Akademik dan Sustainability Riset Kolaboratif Perguruan Tinggi

BACA JUGA: Jabatan Akademik dan Kesejahteraan Dosen

Umumnya perpustakaan berada di sekolah dan kampus. Dari sisi peminat, yang berkunjung ke perpustakaan juga bisa dihitung jari. Apalagi, pada era digital saat ini, perpustakaan tidak seramai seperti dahulu. 

Itu menjadi tantangan dalam pengembangan budaya akademik di Indonesia saat ini dan ke depan. Untuk menginspirasi pengembangan dan pelestarian budaya akademik, perlu disampaikan sekilas terkait dengan Starfield Library di Korea Selatan. Perpustakaan itu disebut Starfield Library, berada di COEX Mall, lantai B1-1F. 

Buku-buku tersusun rapi dalam rak, tingginya sekitar 13 meter. Perpustakaan yang berada dalam sebuah mal besar dan menyatu dengan tempat perbelanjaan memberikan nuansa santai sebagai wisata akademik. 

BACA JUGA: Membangun Gedung dan Iklim Akademik

BACA JUGA: Sidang Paripurna Majelis Senat Akademik PTNBH (2): Kepedulian dan Tanggung Jawab Sosial PTNBH

Posisinya strategis berada di lobi utama pada salah satu pintu masuk mal. Dengan demikian, ketika pengunjung masuk mal, langsung terlihat aneka macam buku terpampang secara rapi di rak-rak yang tertata dan megah. 

Jumlah buku dalam berbagai bidang tersedia di dalam perpustakaan yang megah. Di dalam perpustakaan banyak sekali pengunjungnya. Ada para pelajar, mahasiswa, dan guru yang membaca dan mencari referensi yang dibutuhkan.

INSPIRASI PENGEMBANGAN BUDAYA AKADEMIK

Mengunjungi Starfield Library di Korea Selatan yang dikemas dengan megah dan estetik mengingatkan pada perpustakaan yang megah dan legendaris dalam dunia Islam. Yaitu, Baitul Hikmah pada masa Dinasti Abbasiyah abad VII-XII Masehi yang berfungsi untuk penerjemahan literatur-literatur Barat dan studi berbagai bidang keilmuan, baik ilmu agama, sosial-humaniora, maupun eksakta. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: