Mengangkat Jaran Kepang dalam Identitas Lokal: Pemuda sebagai Penjaga Tradisi
Pementasan jaran kepang yang menjadi representasi kebudayaan di Jawa Timur yang kini harus tetap dilestarikan. --
Saat kesurupan, pawang jaran kepang akan membacakan mantra dengan menyalakan kemenyan atau dupa. Kehebohan saat kesurupan dan juga gerakan tariannya itulah yang menjadi daya tarik dari jaran kepang.
BACA JUGA: Perjuangan Perempuan di Balik Kain, Pameran Wastra Nusantara Koleksi KCBI
Namun, keberadaannya kian waktu mulai mengalami penurunan dalam pertunjukannya di Jawa Timur. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu munculnya kesenian-kesenian kreasi baru, kurangnya karya baru kesenian jaran kepang, dan menurunnya minat masyarakat dalam melestarikannya.
PERAN PEMUDA
Dalam mengembangkan kesenian ini, pemuda diharapkan dapat berpikir kreatif untuk mengembangkannya menjadi lebih baik dan lebih modern dengan tetap mempertahankan nilai-nilai moral yang disampaikan.
Peran pemuda dalam pemajuan kesenian ini sangat penting karena mereka merupakan generasi penerus bangsa yang akan menjadi pemimpin dan pengembang budaya di masa depan.
Undang-Undang No.5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan membuktikan bahwa pemerintah memiliki perhatian khusus terhadap upaya-upaya peningkatan kebudayaan di Indonesia.
Kebudayaan yang menjadi ciri khas yang dimiliki daerah kabupaten dan kota di Jawa Timur. Salah satunya kesenian jaran kepang yang merupakan wadah menghimpun berbagai kebudayaan yang dimiliki Jawa Timur.
Wadah ini mengakomodir dan memfasilitasi kreativitas anak muda di wilayah Jatim. Hal tersebut menjadi wadah bagi para budayawan hingga pegiat budaya dan pemangku kepentingan berkumpul dalam rangka memajukan kebudayaan daerahnya.
BACA JUGA: Jaranan Mataraman: Identitas Sejarah, Kearifan Lokal, dan Warisan Budaya Tak Benda Desa Sanan
Dalam menjaga warisan budaya, masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting. Peran aktif masyarakat dalam melestarikan budaya tradisional tidak sekadar melestarikan warisan budaya fisik dan material.
api juga melestarikan praktik, pengetahuan, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Tantangan di era globalisasi yang pesat sangatlah nyata. Pengaruh budaya luar yang masuk melalui media, teknologi, dan interaksi antarbudaya dapat merusak dan menggeser tradisi lokal.
Nilai-nilai budaya yang diwarisi generasi sebelumnya terancam punah jika tidak dilakukan upaya yang cukup untuk melestarikannya. Pemuda sebagai salah satu aktor pemajuan budaya di zaman modernisasi.
BACA JUGA: Bukan Hanya Paras, Pemilihan Koko Cici Jatim Lebih Utamakan Sikap dan Pengetahuan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: