Laporan Haji 2024 (24): Masjid Qiblatain, Saksi Bisu Perubahan Arah Kiblat

Laporan Haji 2024 (24): Masjid Qiblatain, Saksi Bisu Perubahan Arah Kiblat

Interior di dalam Masjid Qiblatain yang sangat indah.-Tomy Gutomo-Media Center Haji

Peristiwa perpindahan kiblat itu  bermula saat Nabi Muhammad melayat ke rumah Bani Salamah. Lalu di tempat itu Nabi Muhammad salat duhur. Dua rakaat pertama masih menghadap Baitul Maqdis. Sampai akhirnya malaikat Jibril menyampaikan wahyu pemindahan arah kiblat. Wahyu datang ketika baru saja menyelesaikan rakaat kedua.

Begitu menerima wahyu, Rasul langsung berpindah 180 derajat, diikuti oleh semua jamaah menghadap Masjidilharam. 

Pada awalnya, kata Aswadi, kiblat salat untuk semua nabi adalah Baitullah di Makkah, seperti yang tercantum dalam Alquran Surah Ali Imran ayat 96 : “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk tempat beribadah manusia ialah Baitullah di Makkah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.”

Sedangkan Al-Quds (Baitul Maqdis) ditetapkan sebagai kiblat untuk sebagian dari para nabi dari Bani Israil. Dari Madinah, Baitul Maqdis berada di sebelah utara, sedangkan Baitullah di bagian selatan. 

Ketika masih di Makkah, Nabi salat menghadap Baitul Maqdis, juga sekaligus menghadap Kakbah. Nabi menghadap ke utara, di mana posisi Kakbah searah dengan Baitul Maqdis.

Perubahan arah kiblat sendiri sudah diinginkan Nabi. Sebelum itu selama di Makkah Nabi salat menghadap ke Baitul Maqdis. Bahkan sampai di Madinah pun masih menghadap ke sana lebih dari setahun. Rasulullah terus memohon dab berharap agar kiblat dipindahkan ke Kakbah.  (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: