Mengapa Ibu-Ibu Indonesia Sering Jadi Sasaran Mom-Shaming?

Mengapa Ibu-Ibu Indonesia Sering Jadi Sasaran Mom-Shaming?

Mom-shaming adalah kritik tidak membangun terhadap cara ibu mengasuh anak tanpa memahami konteks dan situasi yang dihadapi. --iStockphoto

HARIAN DISWAY - Di era media sosial yang serba terbuka, mom-sharing menjadi wadah bagi para ibu untuk berbagi pengalaman dan tip dalam mengasuh anak. Namun, di balik sisi positifnya, fenomena mom-shaming juga marak terjadi.

Mom-shaming adalah tindakan mengkritik atau mempermalukan ibu terkait cara mereka membesarkan anak. Kritik ini sering kali tidak membangun dan dilontarkan tanpa memahami konteks dan situasi yang dihadapi ibu.

Di Indonesia, mom-shaming terjadi dalam berbagai bentuk, seperti:

BACA JUGA: Magang Asyik di Harian Disway: Optimalisasi Konten Video Media Sosial di Harian Disway untuk Peningkatan Engagement Rate

  • Komentar negatif di media sosial: Ibu-ibu sering mendapatkan komentar negatif di media sosial terkait cara mereka menyusui, memberi makan, atau mendisiplinkan anak.
  • Perbandingan dengan orang lain: Ibu-ibu dibandingkan dengan orang lain yang dianggap lebih baik dalam mengasuh anak.
  • Penilaian yang tidak berdasar: Kritik terkadang dilontarkan tanpa memahami kebutuhan anak dan situasi yang dihadapi ibu.

BACA JUGA: Bagaimana Tetap Aman di Media Sosial?

Mengapa Ibu-Ibu Sering Jadi Sasaran?

Ada beberapa faktor yang menyebabkan ibu-ibu sering menjadi sasaran mom-shaming:

  • Budaya patriarki: Budaya patriarki yang masih kuat di Indonesia menempatkan ibu sebagai pihak yang bertanggung jawab penuh dalam mengasuh anak.
  • Ekspektasi yang tinggi: Masyarakat memiliki ekspektasi tinggi terhadap ibu dalam hal pengasuhan anak.
  • Standar yang tidak realistis: Media sosial sering kali menampilkan gambaran ideal tentang pengasuhan anak yang tidak realistis dan menciptakan standar yang sulit dicapai.

BACA JUGA: Body Shaming di Ajang Miss Universe Indonesia, Dada Lola Nadya Dipelototi Sampai Disebut Buduk

Dampak Mom-Shaming

Mom-shaming dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan emosional para ibu. Dampaknya antara lain:

  • Rasa malu dan bersalah: Ibu-ibu yang menjadi korban mom-shaming sering kali merasa malu dan bersalah atas cara mereka mengasuh anak.
  • Kecemasan dan depresi: Kritik yang tidak membangun dapat menyebabkan ibu-ibu mengalami kecemasan dan depresi.
  • Menurunnya rasa percaya diri: Mom-shaming dapat membuat ibu-ibu kehilangan rasa percaya diri dalam mengasuh anak.
    Ada beberapa faktor yang menyebabkan ibu-ibu sering menjadi sasaran mom-shaming. --iStockphoto

BACA JUGA: Orang Tua Harus Bijak Mengarahkan Penggunaan Gawai oleh Anak

Mencegah Mom-Shaming

Mom-shaming dapat dicegah dengan cara:

  • Meningkatkan edukasi: Masyarakat perlu diedukasi tentang pentingnya menghargai dan mendukung para ibu dalam mengasuh anak.
  • Membangun komunitas yang positif: Komunitas yang positif dapat memberikan ruang bagi ibu-ibu untuk saling mendukung dan berbagi pengalaman tanpa rasa takut dihakimi.
  • Menghormati pilihan ibu: Setiap ibu memiliki hak untuk memilih cara terbaik dalam mengasuh anak.

BACA JUGA:Parenting Islami di Tengah Tantangan Digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: