Perundingan Israel-Hamas Dijawalkan Minggu Depan, Politisi Sayap Kanan Sebut Sebagai Jebakan Bagi Israel

Perundingan Israel-Hamas Dijawalkan Minggu Depan, Politisi Sayap Kanan Sebut Sebagai Jebakan Bagi Israel

Bezalel Smotrich, anggota parlemen sayap kanan Israel dan pemimpin Partai Zionis Religi, berbicara selama rapat umum dengan para pendukungnya di kota Sderot, Israel selatan pada 26 Oktober 2022. Aparat Israel ini menolak rencana perundingan gencatan senja-GIL COHEN-MAGEN-AFP

HARIAN DISWAY - Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich pada Jumat, 9 Agustus 2024 secara terang-terangan melalui akun X pribadinya @bezalelsm menolak gencatan senjata Israel-Hamas yang dijadwalkan akan kembali digelar pekan depan. 

Politisi sayap kanan Israel itu menilai bahwa proses yang ditunggu-tunggu banyak orang tersebut justru merupakan suatu jebakan bagi Israel. 

“Saya menyerukan kepada Perdana Menteri untuk tidak jatuh ke dalam perangkap ini dan tidak menyetujui perubahan, bahkan sedikit pun, dari garis merah yang baru saja ia tetapkan, meskipun garis tersebut juga sangat bermasalah,” tulis Smotrich.

Pria jebolan Ono Academic College itu menilai bahwa perundingan gencatan senjata yang akan direncanakan berjalan di waktu yang tidak tepat.

BACA JUGA:Israel Gelar Rapat Darurat Antisipasi Serangan Balasan Hizbullah

Di satu sisi, Smotrich menilai gencatan senjata tersebut sebagai suatu keputusan yang tepat dengan alasan untuk segera membebaskan para sandera Israel.

Akan tetapi, di sisi lain dinilai kurang tepat. Hal tersebut dikarenakan ia ingin Israel mengalahkan Hamas terlebih dahulu.

"Dan terutama, ini jelas bukan waktunya untuk kesepakatan menyerah yang mengakhiri perang sebelum penghapusan Nazi ISIS Hamas, memungkinkan mereka untuk pulih dan kembali membunuh orang Yahudi lagi," tulis Smotrich.

Pria dengan nama lengkap Bezalel Yoel Smotrich ini juga menganggap dengan adanya gencatan senjata, itu sama saja menyetujui kesepakatan eksistensi Hizbullah maupun Iran yang masih dapat melancarkan serangan ke Israel.

Dengan begitu, citra maupun wewenang Israel nantinya dinilai akan menurun jika dibandingkan Negara Timur Tengah lainnya.


Pengunjuk rasa anti-pemerintah Israel mengangkat plakat selama rapat umum yang menyerukan pemerintah untuk mengundurkan diri dan untuk kesepakatan sandera, di kota pesisir Haifa pada 3 Agustus 2024, di tengah konflik yang sedang berlangsung di Jalur Gaza -Oren Ziv-AFP

Tak sampai di situ, Smotrich bersama Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir yang sama-sama berasal dari sayap kanan mengancam akan hengkang dari pemerintahan apabila kesepakatan gencatan senjata—yang berarti akan mengakhiri perang—disetujui.

Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu justru bertindak sebaliknya. Ia menyambut rencana gencatan senjata yang akan dilakukan tanggal 15 Agustus 2024 mendatang itu dengan mengatakan akan mengirim delegasi untuk mewakili pihaknya.

BACA JUGA:Khawatir Perang Makin Besar, Prancis Berusaha Dinginkan Iran dan Israel

Rencana melanjutkan perundingan kesepakatan senjata pekan depan adalah hasil inisiasi seruan dari negara mediator AS, Mesir, serta Qatar pada Kamis, 8 Agustus 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: the times of israel