40.000 dan Terus Bertambah, Tak Mudah Untuk Memastikan Jumlah Korban Tewas di Gaza
TENDA-TENDA pengungsi di halaman Penjara Pusat Asdaa, Khan Yunis, Gaza, 14 Agustus 2024. Penjara itu dijadikan kamp pengungsian warga Gaza.-BASHAR TALEB-AFP-
Kementerian itu dikelola oleh pegawai negeri yang bertanggung jawab kepada Otoritas Palestina yang berbasis di tepi barat serta kepada pemerintah Hamas di Gaza.
Sebuah investigasi yang dilakukan oleh Airwars, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang berfokus pada dampak perang terhadap warga sipil, menguatkan temuan tersebut. Mereka menganalisis entri data untuk 3.000 korban tewas. Temuannya adalah, ada korelasi tinggi antara data kementerian dan laporan warga sipil Palestina secara daring. Sebanyak 75 persen nama yang dilaporkan publik juga muncul dalam daftar kementerian.
Studi tersebut menemukan bahwa angka kementerian menjadi kurang akurat seiring berlanjutnya perang. Sebab, ada perkembangan terkait kerusakan parah pada infrastruktur kesehatan akibat perang.
Misalnya, di Rumah Sakit Nasser di Gaza selatan, salah satu dari sedikit rumah sakit yang masih berfungsi. Di situ, hanya 50 dari 400 komputer yang dapat digunakan. Hal tersebut diungkapkan Atef al-Hout, direktur rumah sakit tersebut, kepada AFP.
Pihak berwenang Israel sering mengkritik angka kementerian karena gagal membedakan antara tentara dan warga sipil. Namun, baik militer maupun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak menyangkal skala keseluruhan korban.
BACA JUGA: Pimpinan Baru Hamas Yahya Sinwar Jadi Target Israel Berikutnya
Seorang pria mengangkut jenazah anggota keluarga dari rumah sakit al-Maamadani untuk dimakamkan, menyusul serangan Israel yang menewaskan lebih dari 90 orang di sebuah sekolah yang melindungi warga Palestina yang mengungsi di Kota Gaza pada 10 Agustus 202-OMAR AL-QATTA-AFP
Kantor pers pemerintah Hamas di Gaza sebelumnya memperkirakan bahwa hampir 70 persen dari sekitar 40.000 korban tewas adalah perempuan dan anak-anak. Ada sekitar 11.000 perempuan dan sedikitnya 16.300 anak yang meninggal. Beberapa badan PBB, termasuk badan yang bertanggung jawab atas pengungsi Palestina (UNRWA), mengatakan bahwa angka kementerian tersebut kredibel.
"Di masa lalu, ada lima hingga enam siklus konflik di Jalur Gaza, angka-angka itu dianggap kredibel dan tidak seorang pun pernah benar-benar menantang angka-angka tersebut," kata Philippe Lazzarini, kepala UNRWA, pada Oktober 2023.
Sebuah studi oleh peneliti medis Inggris The Lancet memperkirakan bahwa 186.000 kematian dapat dikaitkan dengan perang di Gaza, secara langsung atau tidak langsung, sebagai akibat dari krisis kemanusiaan yang dipicunya. (*)
*) Mahasiswa magang reguler dari Politeknik Negeri Malang.
BACA JUGA: Profil Yahya Sinwar, Pemimpin Baru Hamas yang Habiskan 23 Tahun Hidup di Penjara Israel
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: afp