Demokrasi dan Kekuasaan: Antara Maslahat dan Mafsadat

Demokrasi dan Kekuasaan: Antara Maslahat dan Mafsadat

ILUSTRASI demokrasi dan kekuasaan: antara maslahat dan mafsadat.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Itulah sisi lain dari kekuasaan kalau tidak dijalankan dengan amanah akan dapat menjerumuskan pemimpin yang bersangkutan. Sebaliknya, pemimpin yang mengemban kekuasaan dengan amanah akan dapat mendatangkan maslahat (kebaikan) bagi pemimpin yang bersangkutan dan bangsa.

Dua sisi kekuasaan yang dampaknya apakah menjadi maslahat atau mafsadat bergantung pada karakter dan integritas seorang pemimpin. 

Di tengah tantangan dan sekaligus godaan yang dihadapi oleh seorang pemimpin dalam semua lini, kekuatan karakter dan integritaslah yang menentukan sisi kekuasaan menjadi maslahat. Sebaliknya, ketiadaan karakter dan integritas pada seorang pemimpin yang berkuasa akan membuat sisi kekuasaan menjadi mafsadat. 

Dalam realitasnya, sebagian pemimpin terjebak pada godaan harta sehingga korupsi dilakukan, terjebak pada takhta sehingga nepotisme dilakukan, terjebak pada wanita/pria sehingga penyalahgunaan jabatan atau kekuasaan dilakukan untuk pelampiasan nafsu dan mengantarkan mereka terjerumus dalam kebinasaan.

Demokrasi sebagai salah satu cara untuk mengantarkan seseorang menjadi pemimpin atau mendapat kekuasaan perlu dikawal dengan baik oleh semua komponen bangsa karena demokrasi sejatinya dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. 

Demokrasi yang sehat dan berkualitas akan mengantarkan seseorang menjadi pemimpin yang baik. Sebaliknya, demokrasi yang kotor akan menghasilkan pemimpin yang tidak baik. (*)


*) Muhammad Turhan Yani adalah guru besar Fisipol, kepala LPPM Universitas Negeri Surabaya, dan ketua Komisi Pendidikan MUI Provinsi Jawa Timur

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: