Jerman Memperketat Pengawasan Perbatasan setelah Kasus Penikaman di Solingen
Pemerintah Jerman akan memberlakukan pengawasan yang lebih ketat di seluruh perbatasan. Hal tersebut dilakukan setelah serangan penikaman pisau yang menewaskan tiga orang di Solingen, Agustus 2024 lalu. --BBC
HARIAN DISWAY - Pemerintah Jerman akan memberlakukan pengawasan yang lebih ketat di seluruh perbatasan. Hal tersebut dilakukan setelah serangan penikaman pisau yang menewaskan tiga orang di Solingen, Agustus 2024 lalu.
Langkah itu juga ditempuh setelah pemerintah mendapat tekanan untuk mengambil tindakan yang lebih tegas dalam hal imigrasi sejak insiden tersebut terjadi. Diketahui tersangka penikaman adalah seorang warga negara Suriah yang dideportasi.
Serangan tersebut juga diklaim dilakukan oleh kelompok ISIS. Rencananya, pengawasan dilakukan di wilayah yang biasanya merupakan area yang luas untuk pergerakan bebas, zona Schengen, Eropa. Kontrol akan berlangsung selama enam bulan.
Dimulai pada 16 September. Pengumuman ini disampaikan pada Senin, 10 September 2024. Hanya berselang beberapa hari setelah partai anti-imigrasi Alternative for Germany (AfD) meraih kemenangan besar dalam pemilihan umum lokal.
BACA JUGA: Horor Penikaman Massal di Jerman, 3 Orang Tewas dan 8 Lainnya Luka-Luka
Diketahui, partai tersebut pada awal bulan ini menjadi partai sayap kanan yang berkampanye dengan gencar mengenai isu migrasi. Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser pada BBC, bersikeras bahwa pemerintah mengambil sikap tegas.
Utamanta terhadap migrasi yang tidak beraturan. Pemeriksaan diharapkan akan mengurangi ekstremisme Islam dan kejahatan lintas batas. “Kami melakukan segala cara untuk melindungi rakyat negara kami dari ancaman-ancaman ini,” ujar Nancy.
Pemerintah juga merancang skema yang memungkinkan pihak berwenang untuk menolak lebih banyak migran secara langsung di perbatasan Jerman, lanjut Faeser. Pembatasan merupakan bagian dari serangkaian langkah yang diambil Jerman.
BACA JUGA: Orang Tua Pelaku Penikaman Massal di Sydney Berterima Kasih Anaknya Ditembak Mati Polisi
Tujuannya jelas yakni untuk memperketat sikapnya terhadap migrasi dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini juga merupakan buntut dari lonjakan imigran, khususnya mereka yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan di Timur Tengah.
Menurut data yang dilansir dari Reuters, Jerman menerima lebih dari satu juta orang yang sebagian besar melarikan diri dari perang di negara-negara seperti Suriah selama krisis migran 2015-2016. Selain itu, negara tersebut juga telah menerima 1,2 juta warga Ukraina.
Terhitung sejak invasi skala penuh Rusia yang dimulai pada Februari 2022. “Kami memperkuat keamanan internal dan melanjutkan garis keras kami terhadap migrasi tidak teratur,” tutup Faeser.
Ia juga menyatakan bahwa pemerintah telah memberi tahu Komisi Eropa dan negara-negara tetangga tentang pembatasan yang dimaksud. Jerman sendiri berbagi perbatasan darat sepanjang lebih dari 3.700 km (2.300 mil).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: bbc