Travelex in Indonesia, Bentuk Sinergi Kerja Sama Universitas Indonesia-Malaysia
Travelex in Indonesia, Bentuk Sinergi Kerjasama Universitas Indonesia-Malaysia. Mahasiswa FUHA UniSZA saat berkunjung ke Bromo dan mengamati keseharian masyarakat Suku Tengger.-FUHA UniSZA-
Di Bali, mahasiswa FUHA melakukan kunjungan akademik di Universitas Bali Internasional (UNBI) untuk melakukan diskusi intens bersama mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional.
Topik-topik SDG’s menjadi tema utama. Para mahasiswa begitu antusias untuk memperbincangkan, terutama perbandingan implementasi yang memiliki kemiripan atau pun perbedaan di antara keduanya.
Misalnya, usaha kedua pemerintah dalam mengikis kemiskinan yang menjadi sorotan kuat mahasiswa kedua universitas. Mahasiswa juga belajar banyak adat-istiadat dan bahasa lokal Bali yang diberikan oleh dosen dan warga lokal Bali.
Dari Bali, mahasiswa meluncur ke Surabaya untuk melakukan kunjungan akademik ke Fakultas Hukum, Universitas Negeri Surabaya (FH UNESA).
Dr. Arinto selaku Dekan FH Unesa mengajak mahasiswa Malaysia untuk melakukan kegiatan kolokium akademik. Terdapat 7 makalah dipresentasikan oleh mahasiswa FUHA UniSZA Malaysia dan 5 makalah dari mahasiswa FH Unesa.
BACA JUGA:Mahasiswa Internasional Unesa Unjuk Diri di Internasional Cultural Festival 2024
Travelex in Indonesia, Bentuk Sinergi Kerjasama Universitas Indonesia-Malaysia. Mahasiswa FUHA UniSZA saat berkunjung ke Universitas Negeri Surabaya.-UniSZA-
Presentasi dan diskusi berjalan secara aktif. Pertukaran ide menjadi corak kegiatan yang membanggakan sekaligus menambah wawasan dan daya kritis. Rencananya, makalah akan dipublikasikan dalam bentuk buku editorial (book chapter).
Pengadilan Agama Surabaya menjadi destinasi akademik berikutnya. Penjelasan Wakil Ketua Pengadilan Agama Dr. Siti Zubaidah tentang kebijakan yang pro-perempuan mengejutkan seluruh mahasiswa Malaysia. Karena hal itu tidak terdapat disana.
Kebijakan tersebut adalah ketika suami dalam kasus perceraian tidak memenuhi kewajiban untuk membayar iddah atau nafkah kepada anak selepas bercerai, maka otomatis suami tersebut tidak mendapatkan layanan publik dalam hal administrasi. Misalnya, tidak dapat memperpanjang SIM, KTP atau urusan administrasi kependudukan lainnya.
BACA JUGA:Cetak Rekor MURI, 16.827 Mahasiswa Baru Unesa Bersurat Kepada Presiden Terpilih
Untuk melihat dari dekat bagiamana nilai-nilai SDG’s dilaksanakan oleh masyarakat lokal, FH Unesa mengajak mahasiswa untuk bersama-sama melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Ngadisari, tempat Suku Tengger bermukim di lereng Gunung Bromo.
Diskusi intens bersama masyarakat Suku Tengger menjadi pengalaman luar biasa. Khususnya bagi mahasiswa Malaysia. Mereka mendapatkan pengetahuan yang lengkap tentang sejarah Suku Tengger.
Sama dengan orang Bali, Suku Tengger pun merupakan pelarian orang-orang Majapahit. Tak heran jika corak kearifan lokal masih menonjolkan nilai-nilai Majapahit. Bahkan amalan agama Hindu Tengger sangat berbeda dengan amalan agama Hindu di Malaysia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: