Bahasa sebagai Pembentuk Peradaban (1): Alat Berpikir, Gagasan, dan Bangunan Monumental

Bahasa sebagai Pembentuk Peradaban (1): Alat Berpikir, Gagasan, dan Bangunan Monumental

ILUSTRASI Bahasa sebagai Pembentuk Peradaban (1): Alat Berpikir, Gagasan, dan Bangunan Monumental.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Masyarakat kuno Mesir berhasil mendirikan piramida yang megah beserta patung-patung yang indah. Di Indonesia masyarakat Mataram kuno mendirikan Candi Borobudur, Prambanan, dan Kalasan yang sangat indah dengan detail-detail seni pahat yang rumit. 

Di Yunani kuno, bangunan-bangunan megah didirikan dengan ornamen yang indah dan patung-patung yang menampilkan detail anatomi manusia. Di Afrika ditemukan berbagai peninggalan arkeologi yang menggambarkan bahwa masyarakat kuno di daerah tersebut telah memiliki peradaban tinggi.

Bagaimana pengalaman sehari-hari menjelma menjadi ilmu pengetahuan dan menurun menjadi benda-benda arkeologikal yang megah dan halus? Kuncinya adalah bahasa. 

Tanpa bahasa, mustahil sebuah peradaban akan muncul. Masih menurut Ibnu Khaldun, sebuah peradaban lahir berkat terbentuknya komunitas-komunitas manusia yang olehnya disebut sebagai al-madinah (kesipilan atau kependudukan), sama maknanya dengan al-’umran (peradaban). 

Komunitas-komunitas manusia terbentuk karena antarindividu saling membutuhkan, yang awalnya lebih mengacu saling membutuhkan pada hal-hal yang bersifat material. Sifat tolong-menolong tersebut membentuk sistem sosial yang kuat. 

Hubungan sosial antarindividu tentu saja memerlukan alat komunikasi, yaitu bahasa. Selain untuk keperluan berkomunikasi sehari-hari dengan sesama, bahasa berguna untuk mengomunikasikan pemikiran untuk khalayak yang lebih luas, yaitu mengomunikasikan ilmu pengetahuan. 

Berkat bahasa, ilmu pengetahuan bisa disebarluaskan, diulang, dikembangkan, dan diimplementasikan dalam bentuk-bentuk arkeologikal. Bahasa merupakan pembentuk peradaban. Sebab, sejak berpikir sampai terbentuk secara material apa yang dipikirkan, manusia menggunakan alat yang namanya bahasa.

Bahasa adalah penggunaan simbol-simbol yang merupakan penyederhanaan dari benda dan pikiran manusia yang disampaikan kepada sesama manusia. Bahasa berfungsi untuk menyampaikan gagasan dan mewujudkan gagasan tersebut menjadi bentuk-bentuk material maupun nonmaterial. 

Bahasa juga berfungsi mentransformasikan ilmu pengetahuan dari satu komunitas ke komunitas lain sehingga ilmu pengetahuan tersebar ke mana-mana. 

Bangsa Mesir kuno dan Yunani kuno bisa saling mentransfer pengetahuan yang mereka miliki karena adanya bahasa yang saling dipahami dan dimengerti. 

Ketika bangsa Yunani memerintah Mesir pada 332 SM sampai 30 SM, alfabet bangsa Yunani dipakai dalam tulisan-tulisan di Mesir. Peradaban Mesir kuno bisa diketahui masyarakat luas, salah satunya, dari tulisan yang berhasil dipecahkan Jean-Francois Champollion. 

Batu Rosetta yang ditemukan prajurit Napoleon di Mesir saat Prancis menginvasi Mesir setelah berhasil dibaca oleh Champollion ternyata memberikan informasi luar biasa. 

Yakni, berisi raja-raja yang pernah memerintah di Mesir beserta struktur pemerintahan yang dibentuk. Bahkan, tulisan tersebut juga memberi tahu kepada khalayak tentang bagaimana bangunan-bangunan menakjuban di Mesir didirikan pada waktu itu.

Pada kasus di Indonesia, terbangunnya peradaban Indonesia periode awal juga berkat peran bahasa. Perkembangan peradaban Indonesia periode Hindu-Buddha sangat dipengaruhi peradaban India. 

Transformasi peradaban India ke Indonesia dan diserap masyarakat Indonesia kuno adalah berkat bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa yang digunakan kali pertama di Kerajaan Kutai di Kalimantan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: