Menyemai Kebanggaan Bahasa di Bulan Bahasa
ILUSTRASI Menyemai kebanggaan bahasa Indonesia di Bulan Bahasa yang diperingati pada Oktober setiap tahun.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
OKTOBER adalah bulan yang istimewa bagi masyarakat yang bergerak dalam bidang yang berkaitan dengan bahasa dan sastra. Bulan OKTOBER di Indonesia memiliki makna khusus. Tidak hanya sebagai penanda perubahan musim dan perayaan-perayaan nasional. Tapi, juga sebagai momen penting bagi dunia kebahasaan.
Setiap tahun, Oktober diperingati sebagai Bulan Bahasa. Sebuah waktu untuk merayakan dan merefleksikan peran bahasa dalam membangun kebudayaan, identitas, dan persatuan bangsa. Bulan ini mengingatkan kita akan kekayaan bahasa yang kita miliki, sekaligus tantangan yang kita hadapi dalam menjaga dan mengembangkan bahasa di tengah derasnya arus globalisasi dan perubahan zaman.
Pada bulan ini bermunculan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bentuk seperti seminar, lomba-lomba, ceramah, sosialisasi, bedah buku, dan masih banyak lagi yang berkaitan dengan bahasa dan sastra dalam rangka memperingati Bulan Bahasa. Tujuan utama peringatan Bulan Bahasa adalah melestarikan dan mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia.
BACA JUGA: Tantangan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Internasional
BACA JUGA: Masih Perlukah Kuliah Bahasa Inggris?
Peringatan itu bertujuan untuk mengingat bahwa kukuhnya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional tidak datang begitu saja, tetapi hasil dari perjuangan para pemuda Indonesia. Selain itu, peringatan tersebut juga diharapkan dapat menghilangkan sekat-sekat perbedaan di dalam masyarakat dan mempromosikan. Bulan Bahasa adalah simbol kecintaan terhadap bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa.
Peringatan Bulan Bahasa bukanlah peristiwa yang muncul secara kebetulan. Bulan Bahasa berakar pada sejarah panjang kebangkitan nasionalisme Indonesia, khususnya melalui Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Dalam ikrar yang legendaris tersebut, para pemuda dari berbagai daerah dan suku bangsa Indonesia sepakat untuk menjunjung satu bahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia.
Saat itu bahasa Indonesia tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga simbol perjuangan, identitas nasional, dan keinginan kuat untuk merdeka dari penjajahan. Dengan semangat yang sama, kini kita dihadapkan pada tantangan baru: bagaimana memaknai kembali bahasa kita di era digital dan global ini?
BACA JUGA:Menjaga Bahasa, Menjaga Budaya: Refleksi Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional
BACA JUGA:Bahasa, Alat Kekuasaan di Era Orde Baru
Bagaimana merawat bahasa Indonesia sebagai hasil perjuangan para pemuda pada zaman dahulu? Bahasa Indonesia saat ini berkembang mengikuti perkembangan masyarakatnya. Bahasa Indonesia adalah sebuah dinamika, yaitu berkembang seiring dengan kemajuan yang dicapai oleh masyarakat penuturnya.
Pertambahan kosakata yang sangat pesat menunjukkan bahwa peradaban dan budaya masyarakat Indonesia sudah sangat maju. Keterbukaan masyarakat Indonesia dalam menerima berbagai pengaruh dari budaya lain merupakan salah satu faktor yang memperkaya kosakata dalam bahasa Indonesia.
Ditinjau dari segi fungsinya, bahasa Indonesia saat ini memainkan peran sentral sebagai penghubung antarsuku, antaretnis, dan antargenerasi di negara yang begitu beragam. Dalam keseharian, bahasa Indonesia menjadi alat untuk menyampaikan gagasan, pemikiran, dan nilai-nilai yang mempersatukan masyarakat Indonesia dari berbagai latar belakang.
BACA JUGA:Bahasa sebagai Pembentuk Peradaban (1): Alat Berpikir, Gagasan, dan Bangunan Monumental
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: