Menyemai Kebanggaan Bahasa di Bulan Bahasa

Menyemai Kebanggaan Bahasa di Bulan Bahasa

ILUSTRASI Menyemai kebanggaan bahasa Indonesia di Bulan Bahasa yang diperingati pada Oktober setiap tahun.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Bahasa sebagai Pembentuk Peradaban (2): Alat Interaksi dan Komunikasi

BACA JUGA:Bahasa sebagai Pembentuk Peradaban (3-Habis): Perangkai Keindonesiaan

Untuk menguatkan peran-peran bahasa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan, bulan bahasa sangat penting terus diperingati agar keberadaannya tidak tergerus oleh berbagai faktor. Namun, di luar fungsi praktisnya, Bulan Bahasa adalah pengingat bahwa bahasa adalah warisan budaya yang harus terus dijaga, dipelihara, dan diperbarui agar tidak hilang oleh zaman.

Di era globalisasi ini, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa bahasa asing, terutama bahasa Inggris, makin mendominasi berbagai bidang. Kemampuan berbahasa Inggris memang penting untuk membuka akses ke dunia global. 

Namun, hal itu tidak berarti kita melupakan tanggung jawab kita terhadap bahasa sendiri. Tantangan terbesar kita saat ini adalah bagaimana menyeimbangkan keterbukaan terhadap bahasa global dengan pemeliharaan bahasa Indonesia sebagai identitas nasional. Lebih dari sekadar alat komunikasi, bahasa Indonesia adalah manifestasi dari nilai-nilai lokal yang telah tertanam selama berabad-abad.

BACA JUGA:Zaman Adam Ditandai Munculnya Bahasa Manusia

BACA JUGA:Bahasa Indonesia Itu Unik

Selain itu, Bulan Bahasa memberikan ruang bagi bahasa daerah untuk mendapat perhatian yang layak. Di Indonesia, terdapat lebih dari 700 bahasa daerah yang hidup dan berkembang. Sayang, banyak dari bahasa tersebut kini berada di ambang kepunahan. 

Globalisasi, urbanisasi, dan perubahan sosial telah menggeser penggunaan bahasa daerah, terutama di kalangan generasi muda. Bulan Bahasa menjadi momentum untuk mengingatkan kita akan pentingnya melestarikan bahasa-bahasa daerah yang merupakan bagian dari identitas budaya lokal. 

Dengan menjaga bahasa daerah, kita menjaga keberagaman dan kekayaan budaya yang tak ternilai harganya.

Pemerintah dan berbagai lembaga pendidikan kerap mengisi Bulan Bahasa dengan berbagai kegiatan seperti lomba-lomba bahasa, seminar, dan diskusi kebahasaan. Namun, perayaan itu seharusnya tidak hanya bersifat seremonial. 

BACA JUGA:Dari Pemartabatan Bahasa hingga Pahlawan Nasional

BACA JUGA:Bangga! Mahasiswa Petra Peserta Program Bangkit 2023 Ciptakan Aplikasi Bahasa dan Aksara Jawa

Lebih dari itu, Bulan Bahasa harus menjadi ajang introspeksi dan perenungan tentang bagaimana kita, sebagai bangsa, memperlakukan bahasa kita. 

Apakah kita sudah memanfaatkannya dengan baik dalam ranah pendidikan? Apakah kita sudah mempromosikannya di tingkat internasional? Yang paling penting, apakah kita sudah mengajarkan kepada generasi muda untuk mencintai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: