Khofifah, Sang Ibu Santri: Perjuangan Tanpa Henti untuk Para Santri di Jatim

Khofifah, Sang Ibu Santri: Perjuangan Tanpa Henti untuk Para Santri di Jatim

Khofiah Indar Parawansa dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amiroh Canga’an Gus Kholili Kholil.-Tim -

HARIAN DISWAY - Kontribusi Khofifah Indar Parawansa kembali mendapat sorotan pada momen peringatan Hari Santri Nasional 2024. 

Khofifah sudah memberi ribuan beasiswa untuk santri untuk melanjutkan pendidikan tinggi selama menjabat sebagai gubernur Jawa Timur periode 2019-2024.

Selain itu, calon gubernur Jatim itu juga terlibat dalam perjuangan mencetuskan Hari Santri Nasional saat dia menjabat sebagai menteri sosial satu dekade silam. 

BACA JUGA:Hari Santri 2024, Khofifah Serukan Santri Jadi Garda Moral dan Penggerak Inovasi

Khofifah pun dianggap sebagai "Ibu Santri" yang mengubah masa depan pendidikan pesantren di Jawa Timur.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amiroh Canga’an KH Kholili Kholil alias Gus Kholil menyampaikan apresiasi terhadap kontribusi besar Khofifah. Sebagai insan pesantren, ia pribadi merasa bahwa Khofifah adalah ibu para santri Jawa Timur.

“Saya bertemu dengan banyak santri Jawa Timur yang merasa masa depannya lebih cerah berkat beasiswa ini. Bu Khofifah telah memberi mereka kail pancing, bukan hanya ikan,” jelasnya dalam keterangan resmi Selasa, 22 Oktober 2024.

Peran Khofifah dalam Penetapan Hari Santri Nasional

Tak hanya dalam pendidikan, Khofifah juga memiliki sejarah yang sangat penting dalam penetapan Hari Santri Nasional. 

Pada 2014, bersama dengan Pratikno yang saat itu menjabat sebagai menteri sekretaris negara, Khofifah turut menyiapkan draf rekomendasi kepada Presiden ke-7 Joko Widodo untuk menetapkan Hari Santri Nasional. 

Upaya itu lahir dari keyakinan Khofifah bahwa santri dan para ulama, terutama Nahdlatul Ulama (NU), memiliki peran besar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

BACA JUGA:Khofifah Wadahi Aspirasi Nelayan Muncar, Dorong Perluasan TPI dan Pembangunan Pemecah Gelombang

Khofifah secara mendalam menelusuri bukti sejarah perjuangan NU dan santri dalam melawan penjajah, termasuk saat Agresi Militer di Surabaya. 

Bukti sejarah yang ditemukan menunjukkan bahwa pada 22 Oktober 1945, para kiai dan santri mengeluarkan Resolusi Jihad, yang menyerukan perjuangan habis-habisan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia melawan penjajah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: