Tarif Assassin dari Ciampea

Tarif Assassin dari Ciampea

ILUSTRASI tarif assassin dari Ciampea. Ajum Jumadi dan Rian menjadi pembunuh karena dijanjikan bayaran dari Sugandi.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Tarif Ajum Jumadi, 37, dan Rian, 24, membunuh Iwan Irawan, 58, di Ciampea, Bogor, Jabar, masing-masing Rp 6 juta. Penyuruhnya Sugandi, 57. Iwan dibunuh Ajum dan Rian pada 30 September 2024. Hampir sebulan kemudian, Ajum dan Rian dibekuk polisi. Mereka mengaku baru dibayar masing-masing Rp 600 ribu.

MURAH sekali harga satu nyawa di Bogor ini. Cuma janji Rp 12 juta dan baru dibayar Rp 1,2 juta. Sampai dua pembunuh bayaran itu diciduk polisi dan dikerangkeng di Polres Bogor.

Terus, siapa Ajum dan Rian? Wakapolres Bogor Kompol Adhimas Sriyono Putra, dalam jumpa pers di kantornya, Kamis, 24 Oktober 2024, mengatakan, ”Para tersangka sehari-hari buruh angkut harian. Ditawari membunuh dengan uang segitu, mereka mau.”

BACA JUGA:Sejarah Baru! Soundtrack Game Assassin’s Creed Raih Grammy

Sesungguhnya Rp 12 juta itu bukan tarif pembunuh bayaran. Sebab, Ajum dan Rian tidak mengumumkan diri (secara gelap, pastinya) sebagai pembunuh bayaran (assassin). Mereka tidak pasang tarif membunuh. 

Uang tersebut ditawarkan Sugandi, si juragan kolam pancing ikan di Kampung Pasarebo, RT 002/RW 008, Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Bogor. Mereka pun oke.

Namun, setelah tugas membunuh sudah dilaksanakan Ajum dan Rian, Sugandi tidak segera membayarkan sisa bayaran. Sudah ditagih, dijawab janji-janji. Sampai, 11 Oktober 2024 atau sepuluh hari pasca pembunuhan, Sugandi mati gantung diri di hutan bambu di dekat rumahnya. Sebab, ia sudah diintai polisi. Maka, janjinya tinggallah janji.

BACA JUGA:Patch Terbaru Mobile Legends, Assassin Kembali ke Jungler?

Ini kisah nyata kriminal warga miskin Indonesia. Kemiskinan mereka terukur oleh nilai-nilai uang yang terkait kegiatan mereka di kasus ini. Sebesar Rp 12 juta setara dengan dua bulan gaji lebih sedikit dari UMR Jakarta yang Rp 5,1 juta. Nilai itu kecil untuk ukuran tarif pembunuhan. 

Konstruksi kasusnya begini: awal 2024 Sugandi berutang kepada kenalannya, Iwan (korban), Rp 8 juta. Sehari-hari, Iwan yang mantan buruh angkut cuma antar jemput anak perempuannya bekerja di kawasan Dramaga, Bogor. Sampai dengan tanggal perjanjian pengembalian utang, Sugandi belum membayar. 

Padahal, Sugandi lebih berduit daripada Iwan. Sugandi punya lahan di kampung yang dialiri air kali, dijadikan kolam pancing ikan. Ia mengisi kolam itu dengan ikan mas dan lele. Para pemancing datang ke situ, bayar. 

BACA JUGA:Assassin's Creed: Mirage Kembali ke Khittah Dunia Pembunuh Bayaran Tanah Arab, Diklaim Sukses Besar

Iwan terus menagih, selalu gagal. Iwan emosi, Sugandi didamprat, kata-kata anjing-anjing. Sugandi marah. Ia berniat membunuh Iwan. Utang tetap belum dibayar. 

Awal September 2024 Sugandi menemui temannya, Ajum. Minta tolong membunuh Iwan dengan bayaran Rp 6 juta. Plus motor Honda Beat bekas (milik korban). Ajum tertarik, tapi takut melakukan sendiri. Ia mengajak temannya, Rian, yang ternyata mau. Disepakati, jasa buat Ajum dan Rian masing-masing Rp 6 juta. Biar meyakinkan, Sugandi langsung memberikan DP masing-masing Rp 600 ribu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait