Akademisi Menjadi Menteri, Harapan Baru dan Optimisme

Akademisi Menjadi Menteri, Harapan Baru dan Optimisme

ILUSTRASI akademisi menjadi menteri, harapan baru dan optimisme.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Keprihatinan juga dirasakan terkait dengan perilaku sebagian pelajar yang belum menunjukkan sosok terpelajar. Hal itu dapat dilihat, antara lain, saat mereka merayakan kelulusan pada jenjang sekolah menengah atas. 

Suguhan sikap dan perilakunya tidak mencerminkan sebagai kalangan terdidik. Hal tersebut juga menjadi tantangan dan tanggung jawab moral Kementerian Pendidikan, para pendidik, orang tua, dan masyarakat.

Menyongsong Indonesia Emas 2045 yang penuh dengan harapan dan tantangan, semua pihak –khususnya dunia pendidikan dalam menyiapkan SDM– memiliki tanggung jawab berat. 

Peta jalan pendidikan hingga 2045 telah disusun dengan baik dan komprehensif, tinggal dikawal dengan baik melalui kebijakan yang tepat dan aksi nyata dari para pemegang kebijakan dan pelaku pendidikan di lapangan.

Pendidikan merupakan investasi masa depan yang menjadi harapan sebuah bangsa dan keberlangsungan kehidupan, baik bagi anak-anak didik yang bersangkutan, keluarga, masyarakat, nusa bangsa, maupun agama. 

Oleh karena itu, semua pihak menaruh perhatian serius akan harapan ini. 

Tepat sekali Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan bahwa bidang pendidikan pada Kabinet Merah Putih menjadi prioritas utama, yang akan dibarengi dengan peningkatan anggaran pendidikan menjadi sekitar 25 persen dari seluruh anggaran pendapatan belanja negara (APBN). 

Hal tersebut menjadi kebijakan yang menunjukkan perhatian serius pada bidang pendidikan. Tinggal ditunggu seperti apa implementasi dari kementerian yang terkait untuk merealisasikannya. (*)

 
*)Muhammad Turhan Yani adalah guru besar Fisipol, kepala LPPM Universitas Negeri Surabaya, dan ketua Komisi Pendidikan MUI Provinsi Jawa Timur.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: