Hari Wayang Nasional 7 November 2024, Tahukah Anda Sejarah Lengkapnya?

Hari Wayang Nasional 7 November 2024, Tahukah Anda Sejarah Lengkapnya?

Hari wayang nasional diperingati pada 7 November setiap tahunnya.--iStock

BACA JUGA: Peduli Seniman, Anies Baswedan Buka Pergelaran Wayang Kulit di Ponorogo

BACA JUGA: Kemeriahan Natal di SD Katolik Santa Clara Surabaya Ditandai denganPanen Raya P5 dan Inovasi Dekorasi Pewayangan

Beberapa cerita lokal, seperti cerita Panji atau kisah para wali, juga sering dipentaskan. Wayang golek terkenal dengan gaya penyampaian yang humoris, dengan dalang sering kali menambahkan dialog-dialog lucu atau sindiran yang relevan dengan isu-isu sosial, sehingga lebih dekat dengan masyarakat.

3. Wayang Orang


Wayang orang adalah jenis wayang yang menggunakan manusia sebagai pelaku pentas seni.--iStock

Wayang orang adalah pertunjukan wayang yang dimainkan oleh aktor manusia, bukan oleh boneka atau figur. Wayang orang memiliki konsep yang lebih mirip dengan teater, di mana para pemain berdandan dan berperan sebagai tokoh-tokoh dalam cerita wayang.

Para aktor atau penari yang terlatih mengenakan kostum dan riasan yang rumit untuk menyerupai karakter wayang. Setiap pemain memerankan tokoh tertentu, seperti Arjuna, Rama, Sinta, atau Rahwana, dan menampilkan gerakan-gerakan tari yang anggun dan penuh makna.

BACA JUGA: Sedekah Bumi Kampung Pecinan ke-127 Masukkan Wayang Kulit Masuk Agenda Pariwisata Surabaya

BACA JUGA: Peringatan Adhyaksa di Pasuruan: Sosialisasi Rokok Ilegal Lewat Wayang Kulit

Sama seperti wayang kulit dan golek, wayang orang umumnya mengangkat cerita dari epik Mahabharata dan Ramayana. Selain itu, wayang orang juga menampilkan cerita legenda atau sejarah lokal yang sarat akan pesan moral.

Wayang orang berkembang pesat pada abad ke-19 dan menjadi bentuk seni yang populer di kalangan bangsawan Jawa. Pertunjukan wayang orang sering kali diselenggarakan pada acara-acara besar, dan hingga kini tetap eksis.

Meski bersaing dengan bentuk hiburan modern. Selain ketiga jenis wayang tersebut, ada juga bentuk wayang lain seperti wayang klitik, wayang beber, dan wayang wong yang memiliki karakteristik dan cerita yang berbeda-beda.

Sesuai dengan budaya dan tradisi masyarakat lokal. Wayang bukan sekadar hiburan, tetapi mengandung banyak nilai filosofis. Dalam setiap cerita wayang, terdapat pelajaran hidup yang disampaikan melalui karakter-karakter yang ada.

BACA JUGA: Panglima TNI dan Ribuan Warga Saksikan Pergelaran Wayang kulit di Makodam V/Brawijaya

BACA JUGA: Pameran ”Wayang dalam Perspektif Te Kamajaya”, Lukisan Ditata Melayang di Atas Kafe Taman

Misalnya, tokoh-tokoh dalam kisah Mahabharata dan Ramayana seperti Arjuna, Bima, Sinta, dan Rahwana, mencerminkan berbagai sifat manusia, baik yang positif maupun negatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: beberapa sumber