Sejarah Panjang Brimob, dari Polisi Istimewa hingga Pasukan Antiteror
Pasukan Brimob saat persiapan Operasi Tibrata Jaya 2024.-Korbrimob-Korbrimob
Peran Brimob dalam penanganan terorisme menjadi semakin penting di era modern. Ancaman semakin kompleks.
Brimob pun dituntut untuk bertindak cepat dan efektif dalam situasi kritis. Hingga momentum HUT Brimob 2024 ini, pasukan tersebut sudah banyak berkontribusi dalam berbagai ancaman keamanan di Indonesia.
Selama lebih dari tujuh dekade, Brimob telah banyak terlibat dalam misi-misi penting. Misalnya, Pertempuran Surabaya pada 1945, Peristiwa Madiun, hingga operasi melawan gerakan separatis seperti DI/TII dan Permesta.
BACA JUGA:Pasca Ledakan di Mako Brimob Polda Jatim, Sejumlah Bangunan Diperbaiki
Peran penting Brimob itu mendapatkan penghargaan dari presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, yaitu Sakanti Yana Utama.
Penghargaan itu merupakan pengakuan atas pengabdian Brimob dalam menjaga ketertiban dan keamanan nasional.
Dua Cabang Utama: Gegana dan Pelopor
Korps Brimob terdiri atas dua cabang utama dengan spesialisasi berbeda. Yaitu, Gegana dan Pelopor.
Unit Gegana difokuskan pada operasi-operasi khusus yang mencakup penjinakan bom, penanganan senjata kimia, biologi, dan radioaktif (KBR), serta anti-terorisme.
Gegana sering berhadapan dengan situasi yang sangat berbahaya, dan mereka memiliki keterampilan serta peralatan khusus untuk menangani ancaman-ancaman tersebut.
Sementara itu, Kompi Pelopor bertanggung jawab atas tugas-tugas yang lebih luas dan bersifat paramiliter. Misalnya, seperti penanganan kerusuhan, pengamanan instalasi vital, serta operasi gerilya dan pertempuran hutan terbatas.
Dua unit itu memiliki keahlian dalam pembebasan sandera, penggerebekan kelompok bersenjata, serta berbagai operasi lainnya yang mendukung kepolisian.
Kualifikasi Khusus Anggota Brimob
Setiap anggota Brimob harus memiliki kualifikasi khusus yang membedakannya dari satuan kepolisian lainnya. Kualifikasi itu mencakup kemampuan navigasi dasar dengan peta dan kompas, intelijen, anti-terorisme, pengendalian huru-hara, serta taktik perang gerilya.
Anggota Korps Brimob juga dilatih dalam penjinakan bahan peledak (Jihandak), menangani kejahatan bersenjata berintensitas tinggi, serta surveillance (pengawasan), dan pembuntutan.
Kini, kemampuan komputer juga menjadi syarat untuk mendukung tugas operasional di lapangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: