Kampoeng Oase Ondomohen Bersama UKWS Wujudkan Inovasi Hijau Berbasis Komunitas di Tengah Kota Surabaya

Kampoeng Oase Ondomohen Bersama UKWS Wujudkan Inovasi Hijau Berbasis Komunitas di Tengah Kota Surabaya

Kampoeng Oase Ondomohen bersama UWKS sukses menciptakan sistem pengelolaan limbah organik.-Angelita Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Dalam menghadapi tantangan semakin sempitnya ruang hijau dan permasalahan pengelolaan limbah, Kampoeng Oase Ondomohen Surabaya tampil sebagai laboratorium hidup yang mendukung upaya pelestarian lingkungan berkelanjutan. 

Melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang digagas Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS), Kampoeng Oase Ondomohen berhasil menciptakan sistem pengelolaan limbah organik, budidaya ikan hias, dan pemanfaatan tanaman herbal.

Program yang dimulai sejak Juli 2024 itu rampung sejak akhir November 2024. Menandai langkah awal transformasi lingkungan dan ekonomi sosial di kawasan tersebut.

Ketua Pengusul Tim PKM UWKS Dr. Rondius Solfaine, drh. MP. APVet, menjelaskan bahwa program itu berfokus pada tiga aspek utama: budidaya ikan zebrafish pink, pengolahan maggot menjadi pelet ikan, dan pengembangan tanaman herbal.

Rondius menekankan bahwa keterlibatan aktif masyarakat menjadi faktor kunci dalam keberhasilan program itu.


Proses penggilingan maggot untuk dijadikan pelet ikan zebra pink di Kampoeng Oase Ondomohen.-Angelita Ariko Pinkan-HARIAN DISWAY

“Kami menjalankan program ini dengan dukungan penuh dari warga Kampoeng Oase. Harapannya, tidak berhenti sampai disini. Tetapi dapat terus berkelanjutan. Sehingga kampung ini menjadi model kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dalam menciptakan solusi nyata,” ujarnya.

BACA JUGA:Bangun Kesadaran Cinta Bumi Sejak Dini, KBTK Kristen Petra 7 Berkunjung ke Kampung Oase Ondomohen

BACA JUGA:UKWMS dan PERBANUSA Gelar Edukasi Pembuatan Bio Briket di Kampoeng Oase Ondomohen

Dr. Ir. Dwi Haryanta, MS., anggota tim PKM UWKS lainnya, menyoroti inovasi pengolahan maggot menjadi pelet ikan sebagai salah satu terobosan penting.

Limbah organik yang biasanya terbuang, diolah menjadi pakan melalui budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF). Maggot itu kemudian diproses menjadi pelet berkualitas tinggi dengan tambahan vitamin, yang bermanfaat bagi ikan hias seperti zebrafish pink.

Marina Revitriani, STP, MP., juga dari tim PKM UWKS, menjelaskan bahwa maggot kering yang dicampur dengan tepung dedak dan vitamin menciptakan pelet dengan nutrisi lebih tinggi dibandingkan pelet biasa. “Kami berharap pakan ini mendukung budidaya ikan lokal, terutama zebrafish pink,” jelasnya.

Endang Sriwulansari, Ketua Kampoeng Oase Ondomohen, mengaku sangat terbantu dengan program itu. “Kami biasanya menggunakan maggot langsung sebagai pakan. Dengan tambahan vitamin, pertumbuhan ikan menjadi lebih optimal. Jika produksinya melimpah, kami bisa menjualnya sebagai peluang usaha,” ungkapnya.

 Ir. Adi Candra, S.Si., M.Si., Ketua Kampoeng Oase Group Surabaya, menilai program itu sebagai bentuk kolaborasi yang mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). “Program ini menjadi contoh bahwa di tengah kota, kita bisa menciptakan permukiman berkelanjutan,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: liputan