Ramadan Kareem 2025 (12): Ramadan dan Ingatan Nareswari

Ramadan memberikan titik pembelajaran. Termasuk mengenai lembar historik leluhur. --iStockphoto
Tunggul Ametung menurunkan tilik sandi “segelar-seempan” dalam mencermati seluruh relung geografis tempat tinggal Pertapa Agung Mpu Purwa. Kelok jalanan dan hijaunya pegunungan mendesiskan jiwa Sang Akuwu menangkap sekelebatan sosok penuh pesona, putri semata wayang, wanita penanda zaman, penyempurna semesta.
BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (8): Sepekan Keindahan
Ken Dedes, mutlak diboyong tanpa perlu menunggu restu ayahandanya. Sebuah langkah yang “menabrak hukum dan moralitas” dari pemangku kuasa yang abai tata krama, dimabuk suara “jiwa kecenderungan” cinta.
Ken Dedes dipersunting dengan membanting segala memori mimpinya tentang peran perempuan utama. Tetirah di waktu 1222 menginformasikan bahwa Ken Dedes bunting tiga bulan dengan gelora wisata alam yang terus menggema.
Visi eco-tourism menjadi “agenda nyidam” yang harus dipenuhi. Taman Baboji adalah tujuan penting yang disinggahi rombongan pelesir pujaan hati. Armada mobil dinas pakuwuan digeber untuk mengangkut personel muhibah jelajah perdesaan.
BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (7): Revolusi Ramadan
Akuwu Tunggul Ametung mengajak para petinggi negara, termasuk Panglima Angkatan Perang yang dijabat Ken Arok. Pengawalan terceritakan superketat dengan sistem detektor yang cermat, sehingga tidak semua punggawa memiliki akses pada Sang Permaisuri.
Hanya Panglima Ken Angrok yang berkesempatan untuk berada di lingkaran inti pengamanan sesuai dengan tupoksi protokolernya. Sewaktu Ken Dedes turun dari Kereta Kencana itulah bongkahan imaji perebutan kekuasaan dimulai ketika Sang Panglima menyaksikan “altar kesucian” Ken Dedes terbuka akibat “keteledorannya” membiarkan “kain jariknya” tersingkap.
Ken Arok berdegub dalam kelinjang karena menyaksikan “sumber kehidupan” Ken Dedes yang memancarkan cahaya dan memantulkan pesona. Peristiwa ini bagi Ken Anrok harus digelar dalam “halaqoh” yang spesial bersama Guru Besarnya.
BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (6): Ramadan adalah Kita
Yakni Yang Dipertuan Lohgawe sambil mengeja second opinion Bangau Samparan tentang wanita yang pahanya bersinar, pikangnya menyilaukan. Dengan catatan tetap fokus puasa Ramadan ya, jangan berimajinasi yang membatalkan puasa ya.
Ken Dedes adalah pemilik “situs cemerlang” yang dalam kosa kata Esperanto terekam dalam cawan brilaj femuroj, ino femuro carmo maupun ina lumo lumo. Mahkota kehormatan yang musti disematkan pada Ken Dedes adalah wanita adiwanita, nareswari (permaisuri) yang nareswari (wanita berderajat luhur, wanita unggul yang mampu memartabatkan siapa pun di puncak supremasi demokrasi).
Rahim Ken Dedes menurut hasil “FGD dewan pertimbangan” akan “memproduksi raja-raja Jawa”. Pada spektrum inilah perebutan “dampar kencono” digelar dalam parade “pembunuhan terstruktur” berbasis cinta dan dendam yang diawali pelantikan Rajasa, deklarator Singhasari (Singosari).
BACA JUGA: Ramadan Kareem 2025 (5): Bulan Distribusi
Sesungguhnya mengenai brilaj femuroj itu bukanlah monopoli Ken Dedes. Setiap “ruas wanita” teranugerahi secara krodrati “aura pemancar abadi”. Untuk itulah agama memberikan pengajaran tentang aurat yang mesti ditutupi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: