Lawatan Tim FISIP Universitas Airlangga ke Jepang (2): Perpustakaan dengan Pemandangan Taman yang Luar Biasa
PERPUSTAKAAN dan Museum Hibiya di Tokyo, Jepang, memiliki pemandangan taman yang luar biasa.-Bagong Suyanto untuk HARIAN DISWAY-
BERKUNJUNG ke perpustakan umum di Kota Tokyo adalah salah satu rencana dan bagian dari perjalanan tim FISIP Universitas Airlangga ke Jepang. Di FISIP Universitas Airlangga, kami memiliki tujuh departemen yang salah satunya adalah departemen ilmu informasi dan perpustakaan.
Studi banding dan meninjau perpustakaan yang ada di Kota Tokyo perlu dilakukan untuk melihat langsung kondisi dan pola pengelolaan perpustakaan umum yang ada di luar negeri.
Selama di Tokyo, salah satu perpustakaan umum yang kami kunjungi adalah Hibiya Library and Museum. Perpustakaan satu ini sangat populer di Tokyo karena lokasinya yang luar biasa.
BACA JUGA:Lawatan Tim FISIP Universitas Airlangga ke Jepang (1): Menjajaki Kerja Sama dengan PT di Jepang
BACA JUGA:Calon Ibu Negara Lawatan Bersama ke Surabaya
Perpustakaan Hibiya dibangun di sebuah taman paling populer di Tokyo, yakni Taman Hibiya. Taman yang dibangun tahun 1903 tersebut merupakan taman tertua bergaya Barat yang ada di jantung Kota Tokyo.
Pemandangan sekitar Taman Hibiya sangatlah menarik. Siapa pun niscaya jatuh cinta saat melihat keindahan taman itu pada bulan Desember –waktu musim dingin dan menjelang musim gugur, saat daun-daun mulai berguguran.
Tidak sedikit warga lokal di Tokyo dan wisatawan yang mengunjungi Taman Hibiya untuk sekadar memotret dan berfoto bersama. Pohon ginkgo dengan dedaunan berwarna kuning, ketika memasuki musim gugur, seringkali membuat mata takjub. Ketika angin bertiup cukup kuat, daun-daun kuning keemasan pun jatuh ke tanah.
Itu membuat suasana menjadi begitu dahsyat: memesona dan sanggup membuat siapa pun jatuh cinta dengan keindahan pemandangan yang ditawarkan.
KONVENSIONAL
Hibiya Library and Museum adalah sebuah bangunan berlantai empat yang terletak di pinggir Taman Hibiya. Lantai satu gedung dimanfaatkan untuk museum yang kerap mengadakan pameran menampilkan budaya dan sejarah perkembangan masyarakat Jepang.
Sementara itu, lantai dua dimanfaatkan untuk menyimpan koleksi seni, bahasa Jepang, dan bacaan lokal. Lantai tiga dimanfaatkan untuk menyimpan berbagai koleksi; mulai novel klasik, sejarah, hingga buku-buku tentang perang, baik dalam bahasa Jepang maupun sebagian Inggris. Lantai empat dimanfaatkan sebagai ruang rapat dan kegiatan lain.
Di Perpustakaan Hibiya, lantai dua dimanfaatkan untuk layanan peminjaman koleksi, selain untuk menyimpan berbagai koleksi bacaan. Sedangkan lantai tiga adalah tempat yang lebih banyak dimanfaatkan pengunjung untuk membaca.
Bukan hanya remaja dan mahasiswa yang memanfaatkan perpustakaan sebagai ruang belajar. Orang dewasa dan lansia pun banyak yang meminjam buku dan membaca di lantai tiga Perpustakaan Hibiya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: