Mengenal Xun, Seruling Tradisional dari Tanah Liat yang Jadi Inspirasi Musik Modern Tiongkok
Bentuk xun kuno. Meniupkan udara ke dalam corong xun dapat menciptakan suara yang terkadang melankolis, menenangkan, dan meditatif. --
Bagian bawahnya rata dengan enam lubang. Sementara xun kecil menyerupai telur ayam. Xun juga memiliki tempat dalam karya sastra klasik Tiongkok. Seperti dalam kitab Shijing atau Kitab Puisi yang disusun oleh filsuf Confucius.
BACA JUGA: V BTS Collabs dengan Legenda Musik Bing Crosby Rilis Lagu Natal White Christmas
Di situ terdapat baris yang berbunyi: "Kakak laki-laki memainkan xun, adik laki-laki memainkan chi". Chi merupakan seruling bambu kuno. Kalimat itu menggambarkan pentingnya musik dalam mencerminkan cinta dan kebersamaan antara saudara.
Dalam budaya Tiongkok. Namun, instrumen itu mulai kehilangan popularitas setelah runtuhnya kekaisaran Tiongkok. Tetapi minat terhadap xun kembali muncul setelah serangkaian penggalian arkeologis pada abad ke-20.
Xun pun kembali mendapat tempat dalam berbagai ansambel musik. Termasuk digunakan sebagai salah satu instrumen dalam Hong Kong Chinese Orchestra. Xun merupakan satu-satunya instrumen yang terbuat dari tanah liat dalam orkestra tersebut.
BACA JUGA: Surabaya Herockmob 2024, 200 Musisi Mainkan Musik Rock
Dalam orkestra modern, xun sering digunakan baik sebagai instrumen solo maupun pendamping bagi instrumen tradisional lainnya. Seperti seruling bambu dan guzheng (kecapi Tiongkok). Ada komposer terkenal yang sering menulis musik untuk xun.
Namanya Tan Dun. Ia menggunakan alat musik xun untuk pembuatan soundtrack film Fallen (1998) yang dibintangi oleh Denzel Washington. Selain itu, Xun juga mendapat perhatian internasional melalui pengaruh film animasi.
Seperti dalam film buatan Studio Ghibli yang berjudul My Neighbour Totoro. Dalam film tersebut, karakter Totoro memainkan instrumen serupa yang disebut "tsuchibue" atau versi Jepang dari xun.
Wu Chih-ting, anggota Orkestra Tionghoa Hong Kong, membawa xun. Sebuah instrumen tanah liat khas Tiongjok yang dibawa dalam sebuah orkestra Tionghoa modern. --
BACA JUGA: Lirik CLIK CLAK Milik BABYMONSTER, Padukan Musik Enerjik dan Pesan Positif
Tsuchibue muncul karena pengaruh budaya Tiongkok di Jepang bagian barat selama periode Yayoi (300 SM-250 M). Selain itu, banyak platform digital seperti saluran YouTube Xun-WuSuXin yang mengenalkannya lebih populer.
Akun itu menampilkan penggunaan xun dalam berbagai genre musik. Termasuk untuk memainkan bagian dari soundtrack film-film populer. Hal itu menunjukkan bahwa xun kini tidak hanya terbatas pada musik tradisional Tiongkok.
Tetapi juga mulai diadopsi dalam berbagai komposisi musik modern dan internasional. Maka, dapat disimpulkan, seruling tanah liat Tiongkok, xun, bukan hanya alat musik kuno. Tetapi juga simbol dari warisan budaya yang terus hidup.
BACA JUGA: Mengenal Buzz Youth Fest, Festival Musik yang Hadirkan Sheila On 7 ke Surabaya
Dari penggunaannya sebagai alat perburuan hingga menjadi bagian dari orkestra modern dan film populer, xun telah menempuh perjalanan panjang yang mencerminkan kekayaan sejarah dan kebudayaan Tiongkok yang patut dilestarikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: