Menengok Habitat Bertelur Penyu di Muara Mbaduk, Terancam Sampah dan Rumpon

Menengok Habitat Bertelur Penyu di Muara Mbaduk, Terancam Sampah dan Rumpon

Tim Muara Betiri Service Camp mengamati titik tempat penyu bertelur. Terlihat berbagai nyala rumpon di tengah laut, penghambat kedatangan penyu.-Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

Peserta menghampiri. Penyu? Bukan. Ternyata itu adalah wadah jerigen berisi sampah. Sayang, tak bisa dipotret karena tak ada cahaya. 

BACA JUGA:4 Cara Mudah Jaga Lingkungan, Mulai dari Diri Sendiri

Sulur-sulurnya berbentuk gumpalan, mencuat dari retakan-retakan. Sampah-sampah di dalamnya mengandung minyak. Itulah benda yang mengotori laut, mengganggu keseimbangan ekosistem. Selain rumpon, penyu enggan bertelur di Muara Mbaduk karena adanya sampah itu.

"Halangan selanjutnya pada saat ini adalah kondisi alam. Ombaknya terlalu besar. Pasang-surutnya terlalu kuat," ujar pria 37 tahun itu.

Sebab, penyu membutuhkan dorongan ombak untuk bisa menepi ke pantai. Jika ombak terlalu besar, penyu tidak akan merapat. Ia cenderung menghindar dan mencari waktu hingga kondisi laut relatif teduh.


Kawasan Muara Mbaduk, Banyuwangi, saat pagi. Kawasan itu merupakan bagian dari Taman Nasional Meru Betiri.-Guruh DN-HARIAN DISWAY

BACA JUGA:4 Film tentang Lingkungan yang Tidak Menggurui: Dari Erin Brockovich hingga Okja

Malam itu tak ada penyu yang muncul. Tim MBSC menyalakan sorot lampu remang berwarna merah. Mereka memberi arahan untuk para peserta diklat pendidikan kader konservasi tingkat pemula untuk kembali ke tenda. 

Sebelumnya, para pemandu memberitahukan halangan-halangan yang menyebabkan penyu tak mau datang. Tapi jika suatu saat ada penyu yang datang tanpa diketahui, maka itu bisa dilacak lewat jejak.

Dari jejak penyu, dapat dianalisa apakah ia datang untuk bertelur atau hanya sekadar observasi wilayah. Penyu pun butuh observasi. Ia menentukan terlebih dahulu apakah pasir pantai yang didatanginya cocok untuk tempat bertelur atau tidak. 

BACA JUGA:Finalis Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup Surabaya 2024 Gelar Kegiatan Peduli Lingkungan di Kelurahan Kertajaya

Setelah arahan usai, tim berjalan bersama-sama ke arah timur. Kembali ke tenda masing-masing.

Berdasarkan data KEHATI, penyu merupakan salah satu spesies yang telah hidup di muka bumi sejak jutaan tahun silam. Ia mampu bertahan hingga kini. Penyu merupakan satwa migran yang kerap bermigrasi sejauh ribuan kilometer antara daerah tempat makan dan tempat bertelur. 

Induk penyu bertelur dalam siklus 2-4 tahun sekali dan akan datang ke pantai 4-7 kali untuk meletakkan ratusan butir telurnya ke dalam pasir yang digali. Setelah 45-60 hari masa inkubasi, tukik atau anak penyu akan menetas, kemudian dan berlari ke laut. 

BACA JUGA:Gelar Pameran Lukisan Art for Nature, ACI dan Wisma Jerman Kolaborasikan Seni dan Lingkungan untuk Masa Depan Hijau

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: harian disway