Pantai Utara Peru Porak-poranda Diterjang Tsunami, Ratusan Pelabuhan Tutup
Tsunami di Peru Utara yang menghantam kapal-kapal nelayan.--The independent
HARIAN DISWAY – Gelombang besar mematikan menghantam garis pantai utara Peru, memicu fenomena seperti tsunami yang menyebabkan kerusakan di komunitas lokal dan memaksa 75 persen pelabuhan di negara tersebut ditutup.
Kondisi ini berpotensi memengaruhi perekonomian lokal secara signifikan.
Gelombang setinggi lebih dari 13 kaki dilaporkan menerjang pantai Lobitos, Mancora, dan Cabo Blanco—sekitar 700 mil di utara ibu kota Peru, Lima pada Jumat siang, menurut laporan setempat.
Fenomena cuaca ekstrem ini bertepatan dengan peringatan 20 tahun bencana gempa bumi dan tsunami Samudera Hindia pada 2004, yang melanda berbagai negara seperti Indonesia, India, Sri Lanka, dan Thailand, serta menewaskan lebih dari 230.000 orang.
BACA JUGA:Pendaratan Darurat Jeju Air Mulus, tapi Berujung Tragedi, Apa yang Salah?
Sementara itu, dua orang dilaporkan tewas di wilayah Manta, Ekuador, dan satu korban jiwa lainnya ditemukan di pantai Chili.
Meski demikian, hingga saat ini, tidak ada laporan korban jiwa di Peru, demikian menurut AFP.
Kejadian ini berlangsung sehari setelah pemerintah Peru mengumumkan keadaan darurat lingkungan.
Keadaan ini dipicu oleh insiden tumpahan minyak dari perusahaan minyak negara, Petroperu, yang terjadi pada 21 Desember, mencemari 10.000 meter persegi laut di sekitar kilang Talara, dekat Lobitos.
BACA JUGA:Pesan Terakhir Korban Pesawat Jeju Airlines: Mama Aku Mencintaimu
Menurut Kepala Hidrografi dan Navigasi Angkatan Laut Peru, Enrique Varea, tiga perempat dari seluruh pelabuhan di negara tersebut terpaksa ditutup akibat gelombang besar tersebut.
Dalam video yang diunggah warga lokal, ombak besar terlihat menghantam dermaga nelayan di Muelle de Lobitos, mengguncang perahu-perahu nelayan. Sebagian perahu terbalik atau rusak akibat hantaman ombak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reuters