Lembaga Riset Siber Laporkan 14 Kasus Serangan Siber Selama 2024
CISSReC laporkan ada 14 kasus serangan siber selama 2024--TheDigitalArtist on Pixabay
Satgas juga menyelaraskan kebijakan strategis dan merumuskan rekomendasi untuk mengoptimalkan upaya tersebut.
Pembentukan Satgas Judi Online dilakukan karena dianggapnya kegiatan perjudian daring melanggar hukum dan menimbulkan kerugian finansial, gangguan sosial, serta dampak psikologis dengan efek kriminal yang berkelanjutan. Oleh karena itu, perjudian online perlu ditindak tegas.
Server Pusat Data Nasional (PDN) mengalami kelumpuhan akibat serangan ransomware dari grup Brain Cipher, yang mengganggu layanan pengecekan imigrasi di bandara.
Sebanyak 282 instansi pemerintah, termasuk kementerian, lembaga, serta pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota, terdampak. Brain Cipher menggunakan ransomware LockBit 3.0 dan meminta tebusan sebesar US$8 juta (Rp131,8 miliar) untuk membuka data yang terkunci.
BACA JUGA:Menko Polhukam Beberkan Penyebab Serangan Ransomware PDN: Pasword Lemah!
JULI
Direktur Jenderal Aptika Kominfo, Semuel Pangerapan, mengundurkan diri setelah insiden ransomware yang menyerang Pusat Data Nasional Sementara (PDNS), yang menjadi tanggung jawab moralnya.
Brain Cipher, kelompok peretas yang bertanggung jawab, menegaskan bahwa serangan itu tidak bermotif politik dan meminta maaf kepada publik Indonesia.
Mereka berjanji memberikan kunci ransomware secara gratis dan berharap serangan itu meningkatkan kesadaran akan pentingnya investasi dalam keamanan siber serta perekrutan spesialis berkualitas.
Brain Cipher juga meminta pernyataan terbuka yang mengungkapkan rasa terima kasih atas tindakan mereka yang independen.
AGUSTUS
Kebocoran data terjadi di Badan Kepegawaian Negara (BKN), diungkapkan oleh peretas TopiAx di Breachforums pada 10 Agustus 2024.
Peretas memperoleh 4.759.218 baris data Pegawai Negeri Sipil (PNS), termasuk informasi pribadi seperti nama, tanggal lahir, NIP, golongan, jabatan, alamat, dan lainnya.
Data tersebut ditawarkan seharga 10 ribu dolar AS (Rp 160 juta). Hacker juga membagikan sampel data 128 ASN dari Aceh. CISSReC memverifikasi data secara acak, dan meskipun ada kesalahan digit pada NIP dan NIK, data tersebut terbukti valid.
BACA JUGA:Apa Itu Ransomware: Ancaman Siber 2023 Prediksi BSSN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: