Refleksi 2024, Optimisme 2025: AI dan Pendidikan Vokasi sebagai Kunci Menuju Indonesia Emas
ILUSTRASI Refleksi 2024, Optimisme 2025: AI dan Pendidikan Vokasi sebagai Kunci Menuju Indonesia Emas. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Terjalinnya kemitraan itu bisa menjadi jaring pengaman bagi lulusan vokasi untuk dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang dimiliki. Bukan hanya itu, jalinan kemitraan menjadi sarana bagi pendidikan vokasi untuk mengukur seberapa jauh link and match kurikulum yang diterapkan dengan kebutuhan dunia kerja.
Seiring berkembangnya teknologi AI, peluang kerja baru pun lahir. Misalnya, dalam bidang data science, machine learning, dan algoritma AI dalam analisis bisnis.
Pada dasarnya, pendidikan vokasi memegang kunci dalam mengoptimalkan AI di Indonesia. Bermodal kolaborasi strategis yang baik antara dunia pendidikan dan industri, Indonesia dapat mempercepat adopsi AI secara menyeluruh, sekaligus dapat memastikan bahwa putra-putri bangsa Indonesia mampu bersaing dalam percaturan global.
Pada 2025, sudah saatnya Indonesia mulai bergerak maju dan merespons positif atas hadirnya AI di tanah air. Pengoptimalan pendidikan vokasi menjadi salah satu langkah penting dalam mempercepat kemajuan.
2025: MENYAMBUT INDONESIA EMAS (BUKAN) CEMAS
Tahun 2025 menjadi momen penting dalam mengawal kesiapan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. Indonesia diperkirakan akan menjadi negara maju pada 2045 karena adanya bonus demografi, yaitu jumlah penduduk usia produktif lebih banyak daripada penduduk usia nonproduktif.
Peluang tersebut hanya akan terwujud jika mulai 2025 sistem dan sumber daya manusia telah disiapkan agar tidak terjebak dalam kecemasan menghadapi tantangan global.
Apabila pengelolaan negara dan sumber daya manusia dilakukan dengan cara yang baik, bonus demografi akan merangsang mesin pertumbuhan ekonomi.
Kunci utama untuk mempersiapkan salah satunya adalah melalui investasi pendidikan, terutama pendidikan vokasi. Investasi pada pendidikan vokasi penting dilakukan untuk memastikan generasi muda memiliki kompetensi yang relevan dengan perkembangan zaman di kancah global.
Pemerintah dan swasta perlu bekerja sama untuk menyediakan infrastruktur digital, membangun ekosistem inovasi, dan meningkatkan literasi teknologi di seluruh lapisan masyarakat.
Kerja sama yang baik antara pemerintah dan swasta dapat mengurangi ketimpangan akses informasi di tengah masyarakat dan mencegah badai pengangguran yang terjadi akibat otomasi berbasis AI.
Tahun 2025, Indonesia harus melangkah dengan penuh optimisme dan strategi yang matang. Itu adalah momen yang tepat untuk merancang masa depan, bukan untuk dirundung kecemasan akibat mengkhawatirkan ancaman dari kecerdasan buatan.
Bermodal kolaborasi yang erat dan fokus, jalan menuju Indonesia emas bukanlah sekadar mimpi. (*)
*) Anwar Ma’ruf adalah dekan Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga, Surabaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: