Refleksi 2024, Optimisme 2025: AI dan Pendidikan Vokasi sebagai Kunci Menuju Indonesia Emas

Refleksi 2024, Optimisme 2025: AI dan Pendidikan Vokasi sebagai Kunci Menuju Indonesia Emas

ILUSTRASI Refleksi 2024, Optimisme 2025: AI dan Pendidikan Vokasi sebagai Kunci Menuju Indonesia Emas. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA:Vokasi Pencetak SDM Global

Hal itu bisa terjadi karena sektor bisnis lebih diuntungkan dengan adanya alat kerja berupa robot AI yang dapat menjalankan operasional secara otomatis sehingga membuat pekerjaan produksi menjadi lebih efektif dan efisien. 

McKinsey Global Institute memprediksi, akan ada 400–800 juta pekerja yang akan digantikan kecerdasan buatan pada 2030. 

Kehadiran AI menurut, penelitian Tschang dan Almirall (2023), dapat mempersempit jumlah lapangan kerja di Finlandia sebesar 35 persen, di Jerman sebanyak 59 persen, dan secara global, termasuk Indonesia, terjadi penyusutan lapangan kerja sebesar 45–60 persen. 

BACA JUGA:Tefa (Teaching Factory) Sarana Utama Pendidikan Vokasi

BACA JUGA:Perubahan Jadi Tantangan Pendidikan Vokasi

Kondisi tersebut biarlah menjadi bagian dari pesimisme yang hinggap dalam benak orang-orang ”fatalis” pada 2024. Adapun yang perlu dilakukan putra-putri bangsa Indonesia bukanlah merenungi dan menerima nasib, melainkan perlu bangkit dan optimistis menyambut kehadiran AI dengan sejumlah kesiapan. 

Salah satu langkah yang dapat menjadi indikator penting dalam menyiapkan sumber daya manusia mengoptimalkan AI adalah melalui pendidikan vokasi. 

MENGOPTIMALKAN AI MELALUI PENDIDIKAN VOKASI

Revolusi industri 5.0 mengantarkan manusia berada pada era baru, yakni AI menjadi bagian yang masuk ranah kehidupan manusia, khususnya pada bidang industri, komunikasi, dan informasi. 

AI tidak hanya mengubah cara industri bekerja, tetapi juga menciptakan peluang baru yang menuntut tenaga kerja adaptif terhadap perkembangan teknologi yang ada. Pada kondisi itu, peran pendidikan vokasi hadir untuk mempersiapkan sumber daya manusia unggul yang mampu menghadapi era kecerdasan buatan. 

Tenaga kerja terampil dapat ”dicetak” melalui pendidikan vokasi yang menerapkan pendekatan berbasis praktik implementatif. Pendekatan tersebut memungkinkan diterapkannya kurikulum yang adaptif terhadap perkembangan teknologi, termasuk yang berkaitan dengan AI. 

Hasil penelitian Ming dkk (2023) menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara efek pengajaran AI dan pengajaran tradisional. 

Menurut Rosyadi dkk (2023), implementasi AI telah mengantarkan era baru yang penuh dengan potensi untuk merevolusi dan meningkatkan pengalaman belajar-mengajar di lingkungan pendidikan, termasuk vokasi. 

Selain mengandalkan kurikulum yang berbasis praktik atau project based learning, pendidikan vokasi dapat membangun kemitraan strategis dengan DUDI (dunia usaha dan dunia industri). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: