Stikosa-AWS dan Ecoton Foundation Perkuat Komunikasi Lingkungan Lewat Workshop dan Touring
Jajaran petinggi Stikosa-AWS (Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya) bersama Ecoton Foundation usai menggelar workshop bertema komunikasi lingkungan. --
HARIAN DISWAY – Mengawali tahun baru 2025, Stikosa-AWS (Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya) bersama Ecoton Foundation menggelar workshop bertema komunikasi lingkungan. Kegiatan ini berlangsung di markas Ecoton Foundation di Dusun Krajan, Kandangasin, Wringinanom, Gresik, pada Jumat, 3 Januari 2025.
Acara ini juga dirangkaikan dengan touring kebersamaan menuju beberapa lokasi, termasuk Kolam Segaran di Trowulan, Mojokerto. Sejumlah pejabat penting, termasuk Ketua Stikosa AWS, Dr. Jokhanan Kristiyono, M.Med.Kom, Dr. Sukowidodo, serta tim dari kolokium.id dan Pusat Kajian Komunikasi (Puskakom) Surabaya ikut dalam acara ini. Para peserta touring menggunakan sepeda motor dan menyeberangi Sungai Brantas dengan perahu gethek untuk mencapai lokasi Ecoton Foundation.
"Sebagai perguruan tinggi ilmu komunikasi, kami merasa memiliki tanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan, khususnya di Jawa Timur. Dalam waktu dekat, kami akan bekerja sama dengan Ecoton untuk menyuarakan isu lingkungan melalui sumber daya yang kami miliki," ungkap Jokhanan saat istirahat di markas Ecoton.
Dalam workshop tersebut, Prigi Arisandi, M.Si, pendiri Ecoton Foundation, mengungkapkan masalah serius yang tengah dihadapi Indonesia terkait sampah plastik, terutama mikroplastik.
BACA JUGA:Rayakan Dies Natalis ke-60, Stikosa AWS Dikado Logo Codeisme dari Kawoong Innovation
BACA JUGA:Munio Stikosa AWS, Pahlawan dan Kepahlawanan Zaman Kini
"Indonesia adalah penyumbang sampah plastik terbesar ketiga di dunia setelah India dan Nigeria. Akibat konsumsi berlebihan produk plastik, mikroplastik kini ditemukan dalam tubuh manusia, termasuk di jantung, paru-paru, ginjal, otak, bahkan sperma," jelas Prigi.
Ecoton terus mendorong pemerintah mendukung Global Plastic Treaty, yang sedang dirundingkan di forum internasional, sebagai langkah konkret mengatasi polusi plastik.
Ecoton Foundation, yang didirikan pada tahun 1996 dan berbadan hukum sejak 2000, awalnya merupakan kelompok studi konservasi lahan basah dari Program Studi Biologi Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya. Yayasan ini berdiri atas keprihatinan terhadap pencemaran sungai, terutama di Kali Surabaya.
Ecoton telah meraih berbagai penghargaan, seperti Goldman Environmental Prize 2011 untuk Prigi Arisandi dan Kalpataru 2013 dari Pemerintah Indonesia. Penghargaan ini menegaskan kontribusi yayasan dalam konservasi ekosistem sungai dan lahan basah di Jawa Timur.
Prigi Arisandi (kiri) bersama Ketua Stikosa-AWS, Jokhanan Kristiyono--
Berada di pinggir aliran Sungai Brantas, markas Ecoton Foundation menawarkan suasana unik dan edukatif. Ratusan ribu botol plastik bekas disusun menjadi hiasan menarik di halaman, menjadikan basecamp ini sebagai destinasi edukasi bagi pelajar, mahasiswa, dan peneliti.
Dengan kegiatan riset, edukasi, dan advokasi yang intens, Ecoton Foundation terus menjadi pusat perhatian dalam isu-isu lingkungan, yang dapat diakses melalui website resmi mereka.
Melalui kolaborasi ini, Stikosa AWS dan Ecoton Foundation berkomitmen menyuarakan pentingnya pelestarian lingkungan serta memupuk kesadaran masyarakat terhadap isu-isu krusial seperti polusi plastik. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: