Harimau Jawa Punah, Inilah Salah Satu Sebabnya
ILUSTRASI Harimau Jawa Punah, Inilah Salah Satu Sebabnya.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Selain itu, punahnya kucing besar itu disebabkan pembukaan lahan untuk pertanian. Akibatnya, habitat aslinya pun hilang.
Tradisi rampogan macan itu awalnya hanya dilakukan untuk simbolisme suatu ritual. Namun, seiring berjalannya waktu, fungsi rampogan macan berubah drastis.
POPULER DI KALANGAN SULTAN
Di Jawa, tepatnya Yogyakarta dan Surakarta, tradisi rampogan macan sangat populer dan menjadi sarana hiburan di kalangan para sultan maupun masyarakat sekitar.
Salah satu sosok yang gemar mengadakan tradisi itu adalah Paku Buwono X.
Selain itu, di sudut alun-alun banyak kandang hewan liar yang memang dengan sengaja dipelihara.
Dari sanalah lahir kebun binatang pertama di Indonesia, bila diurut runtut menjadi kebun binatang tertua di Indonesia, yang pernah kita kenal sebagai Kebun Binatang Sriwedari, Solo.
Pada sekitar tahun 1986 Kebun Binatang Sriwedari oleh Wali Kota R. Hartomo dipindah ke Jurug, Solo, dengan nama Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ).
Biasanya, rampogan macan dilaksanakan di Alun-Alun Utara yang biasa untuk menyambut para tamu agung.
Pelaksanaannya pun biasa dilakukan pada pagi hari sehingga banyak para pembesar yang datang dan berkumpul.
Kemudian, para prajurit bersiap di tengah alun-alun, lalu membentuk formasi mengelilingi arena pertarungan.
Para penombak biasa adalah orang-orang biasa atau prajurit baru. Oleh karena itu, banyak yang ketakutan dan tidak tahu harus berbuat apa ketika berhadapan langsung dengan kucing besar tersebut.
MEMBUNUH DENGAN MENGGUNAKAN TOMBAK
Tombak yang digunakan dalam acara rampogan macan biasanya akan dijual atau digadaikan apabila memalukan.
Penamaan aksi rampogan itu sendiri diartikan sebagai ”rayahan” atau ”rebutan”, yakni ratusan orang berebut untuk membunuh harimau dengan menggunakan tombak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: