Sejarah Konflik Zionisme dan Palestina, Kontroversi Abadi yang Mengubah Timur Tengah

Sejarah Konflik Zionisme dan Palestina, Kontroversi Abadi yang Mengubah Timur Tengah

Abu Ubaidah Gaungkan Kutukan Dekade ke-8 Israel, Sampai Bikin Tokoh Zionis Takut!---Freepik

BACA JUGA: Mahkamah Internasional Vonis Kehadiran Negara Israel di Tanah Palestina Melanggar Hukum Internasional

Akan tetapi orang-orang Yahudi lebih terorganisir dan mendapat lebih banyak dukungan internasional. Hasilnya, pada 1949 tentara Israel berhasil memaksa ribuan warga Palestina meninggalkan rumah mereka dan pindah ke negara Arab di sekitarnya.

Seperti Yordania dan Suriah. Bagi Zionis, pembentukan negara Israel adalah realisasi dari kerja keras dan pengorbanan mereka selama bertahun-tahun. Tapi itu bukanlah akhir, mereka terus mempromosikan pertahanan negara Israel.

Juga hak orang Yahudi dari seluruh dunia untuk bermigrasi ke Israel. Negara-negara Arab di Timur Tengah terus menentang Zionisme. Mereka melihat gerakan itu rasis karena merebut hak orang Arab yang tinggal di Israel dan wilayah pendudukan. 

Mereka juga sering menyebut Zionisme sebagai bentuk kolonialisme negara-negara barat dalam rangka menciptakan sekutu di Timur Tengah. Penilaian itu muncul karena banyak negara barat terutama Amerika Serikat mendukung Israel.

BACA JUGA: Putusan ICJ Keluar, Kemlu RI Beber Strategi Dukung Kemerdekaan Palestina

BACA JUGA: Palestina Kecam IOC: Tuding Ada Standar Ganda di Olimpiade Paris 2024!

AS telah lama menjadi salah satu pendukung terbesar Israel dalam banyak perjuangannya dengan dunia Arab. Hubungan tersebut memiliki akar sejarah sejak deklarasi Balfour tahun 1917.

Presiden AS woodrow Wilson (1856-1924; menjabat tahun 1913-1921) mendesak Inggris untuk menawarkan dukungannya pada perjuangan zionis pada tahun 1917 sebagai langkah strategis dalam memenangkan perang dunia I. 

Disebabkan peran Inggris dalam mengelola mandat menjadi semakin rumit dan ketika Zionis percaya bahwa mereka tidak dapat mengandalkan Inggris untuk melindungi kepentingan mereka, pusat dukungan untuk Zionisme bergeser ke Amerika Serikat.

Di sana populasi Yahudi cukup besar dan makmur.  Pada 1942, sekitar 600 orang Zionis Amerika bertemu di BiltMore Hotel di New York City untuk mengumumkan dukungan mereka bagi negara Yahudi.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Diganjar Penghargaan Tertinggi Palestina Grand Collar Order of The State of Palestine

BACA JUGA: Dari Moskow ke Ankara: Presiden Palestina Akan Berpidato di Turki Usai Bertemu Putin

Mereka meminta semua negara demokratis untuk menawarkan dukungan mereka. Amerika Serikat menerima peran tersebut dan menjadi pemimpin yang vokal dalam membangun dukungan bagi pemisahan Palestina yang direncanakan PBB.

Meskipun AS tidak secara langsung campur tangan dalam perang Israel dengan tetangga arabnya setelah pembentukan Israel pada tahun 1948, AS diketahui mendukung perjuangan Israel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: