Pelantikan Donald Trump Pindah ke Capitol Rotunda, Picu Teori Konspirasi Keamanan
Pelantikan presiden Amerika Serikat ke-47 tahun ini tak berlangsung seperti biasanya. Tradisinya, presiden AS biasanya akan mengucapkan sumpah jabatan di luar ruangan di depan gedung Capitol. --Getty Images
Mereka meyakini bahwa pelaksanaan upacara pukul 12 siang itu sebenarnya akan berlangsung dalam cuaca yang cerah dengan suhu minus 5 derajat Celcus. Mereka pun protes pada pernyataan Trum bahwa pada hari H itu suhu akan lebih rendah.
BACA JUGA: Donald Trump Dilantik, Pilihan Busana Melania Trump Jadi Teka-teki
Yakni minus 12 derajat Celcius yang kemudian dijadikan alasan mengapa acara di luar ruangan itu dibatalkan dan bahkan diperkirakan tidak akan berlangsung hingga larut malam.
Tapi apa boleh buat. Sekitar 220 ribu pemegang tiket itu tetap dijadwalkan menghadiri upacara di US Capitol. Jumlah itu masih ditambah dengan tambahan 400 ribu orang diperkirakan akan memadati jalan-jalan di sekitarnya dan National Mall.
Namun, pemindahan lokasi ke dalam ruangan berarti hanya akan ada beberapa ratus orang saja yang akan menyaksikan acara tersebut secara langsung. Ino dinilai sangat kontras dengan suasana yang awalnya dibayangkan oleh Trump.
BACA JUGA: Ini Tiga Alasan Trump Ingin Caplok Greenland, Mulai Tambang Hingga Posisi Strategis Militer
Perubahan mendadak ini pun langsung memicu spekulasi di antara para pendukungnya. Beberapa orang mengklaim penjelasan tentang cuaca ekstrem hanyalah kedok untuk meningkatkan kekhawatiran keamanan.
Sebenarnya, alasan ancaman terhadap nyawa Trump itu bisa dimaklumi. Sebab saat berkampanye, Trump selamat dari dua upaya pembunuhan. Salah satunya nyaris merenggut nyawanya saat ia tertembak di telinga.
Menyusul ancaman terhadap nyawanya -yang menyebabkan kurangnya perlindungan Secret Service- sehingga operasi keamanan yang belum pernah terjadi sebelumnya telah diberlakukan kali ini untuk melindunginya.
BACA JUGA: Pendukung Yoon Suk Yeol Gunakan Slogan Stop the Steal, Berharap Dukungan dari Trump
Selain Secret Service, FBI, dan polisi setempat, militer juga telah dikerahkan untuk menegakkan keamanan di sekitar Capitol. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: