Polusi Udara Cemari Kota Bangkok, Thailand, 352 Sekolah Ditutup
Polusi udara yang terjadi di Bangkok, Thailand 24 Januari.-Thai Enquirer-x.com/ThaiEnquirer/
HARIAN DISWAY - Polusi udara yang terjadi di ibu kota Thailand, Bangkok memaksa pemerintah setempat untuk menutup lebih dari 350 sekolah pada hari Jumat, 24 Januari 2025.
Kini Bangkok menduduki peringkat ketujuh dari kota-kota besar dengan udara yang paling tercemar di dunia menurut pemantau kualitas udara, IQAir.
Polusi udara telah melanda Thailand, kondisi kabut asap minggu ini telah menutup sebagian besar sekolah. Hal ini sempat terjadi di Jakarta pada tahun 2023 lalu.
Dikutip dari Bangkok Times, “Pemerintah Metropolitan Bangkok telah menutup 352 sekolah di 31 distrik karena polusi udara,” kata pemerintah dalam sebuah pesan yang dibagikan di grup LINE resminya.
BACA JUGA:Penurunan Polusi Udara di Asia Selatan Berkontribusi pada Penurunan Polusi Global
Administrasi Kota Bangkok (BMA) menyatakan 48 dari 50 distrik sebagai zona merah (berbahaya bagi kesehatan).
Pada hari Kamis kemarin, lebih dari 250 sekolah di Bangkok ditutup karena polusi udara ini, para pejabat mendesak orang-orang untuk bekerja dari rumah dan membatasi kendaraan berat di kota.
Polusi udara yang telah melanda negara-negara di Asia Tenggara ini terjadi secara musiman, semakin parah disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk pembakaran bahan bakar fosil, asap kendaraan, serta pembakaran limbah pertanian.
Ditambah dengan musim dingin, udara yang lebih dingin dan menggenang menyebabkan pencemaran udara semakin menumpuk dan sulit untuk terurai.
Pihak berwenang kota Bangkok mengatakan bahwa minggu ini sekolah-sekolah yang berada di daerah yang terkena paparan polusi udara yang tinggi diliburkan.
Pada Jumat pagi tadi, 352 dari 437 sekolah di bawah Otoritas kota Bangkok telah meliburkan sekolah, hal ini berdampak pada ribuan siswa. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2020, ketika semua sekolah diliburkan karena polusi udara.
Menteri dalam negeri Thailand, Anutin Charnvirakul pada hari Kamis kemarin memerintahkan larangan pembakaran tanaman kering atau sampah dengan sengaja untuk membersihkan lahan. Bagi warga yang nekat melanggar, akan berhadapan dengan hukum.
Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, yang saat ini sedang menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Swiss menyerukan kabinetnya untuk melakukan langkah-langkah yang lebih keras untuk mengatasi polusi, termasuk membatasi pembangunan di ibukota dan mencari kerja sama dari negara-negara terdekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: bangkok post