Korban Mutilasi Dalam Koper Merah di Ngawi dan Orang Dekat

Korban Mutilasi Dalam Koper Merah di Ngawi dan Orang Dekat

ILUSTRASI korban mutilasi dalam koper merah di Ngawi dan orang dekat.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Joshua: ”Di dalam koper ada gelang tali warna hitam dengan liontin lingkaran menyerupai emas, tali kucir rambut, dan rok warna hitam ukuran L.”

Ada dua yang spesifik: Tindik di perut, tepatnya di atas pusar, dan tanda lahir di pinggang kiri atas. 

BACA JUGA:Mutilasi Sebatas Perut di Brebes, Jawa Tengah

BACA JUGA:Mutilasi Dukun Lintrik

Soal tindik di pusar, rupanya Uswatun tahan sakit. Di telinga kiri dan kanan (berdasar foto saat Uswatun hidup yang ditunjukkan Ana kepada wartawan) ada empat tindikan di masing-masing telinga. Satu tindikan normal, dua tindikan atas-bawah di daun luar telinga yang diberi aksesori bentuk rantai. Serta satu tindikan lagi di dekat lubang telinga yang diberi jepit bentuk pita.

Pada hari penemuan mayat itu, polisi sudah menemukan identitas korban. Sebab, polisi sudah menghubungi ibu kandung korban, Sulatemi, di Blitar.

Maka, Sulatemi yang didampingi suami, yakni Hendi, dan Ana berangkat dari Blitar ke RSUD Soeroto, Ngawi, untuk memeriksa jenazah. Dalam sekejap, Sulatemi mengenali bahwa itulah Uswatun yang dia lahirkan. Cirinya pada gelang, kucir rambut, dan yang meyakinkan adalah tindik di pusar serta tanda lahir di pinggang kiri. Meledaklah tangis Sulatemi.

BACA JUGA:Mutilasi Kaliurang Jenis yang Jarang

BACA JUGA:Kasus Mutilasi Koper Merah di Bogor: Pelaku Ditangkap, Motif Tidak Rasional

Seusai autopsi, potongan jenazah Uswatun itu dibawa keluarga ke Blitar untuk dimakamkan.

Jelas, Uswatun korban pembunuhan disertai mutilasi. Kini polisi mencari terduga pelaku. Dari terduga pelaku, polisi akan mengetahui potongan tubuh lainnya. Sampai Jumat malam, 24 Januari 2025, polisi belum menyebut arah penyidikan menuju calon tersangka. Polisi juga mencari mobil Ertiga yang raib.

Pembunuhan sangat sadis itu mungkin dilakukan pria orang dekat korban. Mengapa pria? 

Dari fakta di atas, pria pasti sangat tertarik asmara pada korban. Korban telanjang. Mengapa orang dekat? Berdasar teori kriminologi, begitu.

Duo kriminolog Amerika Serikat (AS), Prof Lawrence E. Cohen dan Prof Marcus Felson, dalam karya mereka yang berjudul Social Change and Crime Rate Trends: A Routine Activity Approach (1979), menjelaskan proses kejahatan, termasuk pembunuhan, terjadi.

Teori mereka itu dalam kriminologi dikenal sebagai routine activity theory (RAT) alias teori aktivitas rutin yang masih digunakan sebagai pisau analisis sampai sekarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: