100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran
![100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran](https://cms.disway.id/uploads/e1966eb62b2f951a1d9c42edbb460a21.jpg)
ILUSTRASI 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BACA JUGA:I.G.K. Manila Bakal Hadiri 100 Hari Tragedi Kanjuruhan
Beda dengan survei lain, Celios melakukan survei berbasis expert judgment yang melibatkan para ahli di berbagai bidang dan jurnalis yang mempunyai akses informasi langsung terhadap kekuasaan.
Hasilnya menunjukkan bahwa sebagian besar responden menilai pencapaian program kerja dan kualitas komunikasi kabinet Prabowo-Gibran tidak memuaskan. Beberapa menteri memperoleh penilaian buruk karena kinerjanya tidak jelas.
Menteri HAM Natalius Pigai dapat nilai merah karena dianggap kinerjanya lemah. Ia minta anggaran Rp 20 triliun yang dianggap tidak masuk akal. Ia juga keciduk viral bercerita mengenai masalah pribadinya yang punya tiga pacar tanpa istri.
Budi Arie Setiadi, menteri koperasi, mendapat nlai merah. Bukannya mengurusi koperasi, Budi Arie malah sibuk mengurusi judi online (judol).
Ia mewariskan masalah di Kementerian Informasi yang ditinggalkannya karena staf-staf yang diangkatnya ternyata menjadi agen bandar judol. Publik mendesak kasusnya dibawa ke ranah pidana, tapi sampai sekarang menguap.
Bahlil Lahadalia, menteri energi dan sumber daya mineral, memperoleh rapor merah karena kebijakan energinya tidak memuaskan. Bahlil lebih sibuk bagi-bagi konsesi tambang ketimbang mengurus kebijakan energi.
Bahlil sukses menyatukan Muhammadiyah dan NU (Nahdlatul Ulama) yang sama-sama menerima konsesi tambang. Muncul olok-olok di publik, ”Muhammadiyah dan NU dipisahkan oleh tahlil, disatukan oleh Bahlil”.
Setelah sukses menundukkan Muhammadiyah dan NU, Bahlil akan memperluas operasinya dengan bagi-bagi konsesi tambang kepada kampus dan perusahaan UMKM. Operasi itu tidak akan sulit bagi Bahlil karena beberapa kampus besar sudah memberikan isyarat akan menerima konsesi tambang.
Raja Juli Antoni, menteri kehutanan, dan Yandri Susanto, menteri desa dan pembangunan daerah tertinggal, juga mendapat angka terendah dalam hal kinerja. Raja Juli Antoni merusak lingkungan karena membuka lahan pertanian 20 juta hektare di area hutan.
Yandri Susanto bikin heboh karena memakai kop kementerian untuk mengundang lurah dan kepala desa menghadiri peringatan kematian ibunya. Acara itu juga dihadiri istri Yandri yang mencalonkan diri sebagai bupati Serang dan menang.
Sebanyak 74 persen responden menilai janji politik Prabowo hanya ”omon-omon” tanpa realisasi. Capaian program hanya 37 persen. Rencana kebijakan tidak sesuai dengan kebutuhan publik (34 persen). Tata kelola anggaran dalam kabinet sangat mengecewakan dan mendapat nilai 52 persen.
Kualitas responden Celios dengan tiga perusahaan survei lainnya berbeda. Penelitian Kompas mengakui bahwa responden yang menyatakan puas rata-rata berpendidikan tidak tinggi, sedangkan responden yang ”well informed” dan berpendidikan tinggi cenderung tidak puas.
Kebijakan Prabowo yang dianggap memuaskan cenderung hanya bersifat lipstik dan populis, misalnya, pembatalan kenaikan PPN. Perubahan upah minimum provinsi (UMP) untuk buruh yang didukung Prabowo juga lebih terlihat sebagai kebijakan yang populis.
Demikian pula penghapusan utang nelayan dan petani yang lebih terlihat sebagai ”politik gentong babi” untuk mendapat simpati kalangan petani dan nelayan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: