Dari Seorang Guru di Tuban Ini, Rumah Baca Tante Djie Dukung Peran Orang Tua dalam Membangun Budaya Baca

Para pemenang foto bersama dalam peringatan Hari Kunjung Perpustakaan pada 14 September 2025 yang digelar Rumah Baca Tante Djie dengan lomba mewarnai, menyanyi, dan kegiatan Cerita Anak Hebat. -Ellen Graciana-Rumah Baca Tante Djie
HARIAN DISWAY – Rumah Baca Tante Djie. Tempatnya berada di kawasan Kampung Wisata Peneleh Heritage. Salah satu kawasan bersejarah di Surabaya dengan jejak yang kaya sejarah. Tepatnya di Jalan Peneleh V Nomor 31 Surabaya.
Meskipun tergolong baru, tapi keberadaan Rumah Baca Tante Djie yang beroperasi sejak soft opening pada Hari Kartini 21 April 2025 itu sebenarnya sudah lebih lama ada. Awalnya sebagai rumah tinggal keluarga Tante Djie.
Tapi sesungguhnya keberadaannya telah menyertai perjuangan kemerdekaan yang mewarnai Peneleh, kampung tertua di Surabaya dan menyimpan kekayaan cerita terkait beberapa nama pahlawan misalnya Sukarno dan H.O.S. Tjokroaminoto.
Lokasinya juga berdekatan dengan Masjid Agung Peneleh dan Museum H.O.S Tjokroaminoto. Sehingga tempat ini tak cuma buat baca buku tapi mampu menyerap suasana masa lalu yang mengitarinya dengan sangat kental.
Jika melihat nama Tjeng Giok Hoo atau Tante Djie atau yang menjadi nama rumah baca itu, keberadaan rumah baca ini bisa dihitung dari kiprah Tante Djie dalam mendedikasikan dirinya menjadi seorang guru di Tuban pada masa kemerdekaan.
Terinspirasi dari bakti Tante Djie itulah, anak kedua Tante Djie, Hadi Soemarsono, menyerahkan rumah tinggal ibundanya sebagai Rumah Baca Tante Djie. Terbuka untuk umum setiap Senin sampai Jumat pukul 15.00-20.00 WIB.
BACA JUGA: 5 Aktivitas yang Bisa Memunculkan Kebiasaan Membaca
Niat baik itu disetujui ayahandanya Hadi Soedarmono, yang berusia 90 tahun lebih. Ayahnya tinggal di rumah itu sejak berusia 22 tahun. ”Sekarang rumah ini buat anak-anak biar bisa membaca. Mereka yang kecil-kecil di sini nggak keluyuran lagi,” kata suami Tante Djie itu, saat grand opening.
Suami Tante Djie, Hadi Soedarmono (bertopi pet) didampingi cucunya Carlson Soemarsono sama-sama menggunting pita dalam grand opening Rumah Baca Tante Djie. -Ellen Graciana-Rumah Baca Tante Djie
Bahkan cucu Tante Djie dari Hadi Soemarsono yakni Carlson Soemarsono ikut mendukung langkah ayahanda dan engkongnya. Dialah yang sekarang banyak terlibat atau turun tangan mengelola. Beragam aktivitas dilakukan di rumah Baca Tante Djie.
Setelah soft opening, Rumah Baca Tante Djie langsung tancap gas mengajak siapa saja untuk menjelajah dunia lewat buku dan bacaan serta berkegiatan bersama seperti membaca nyaring, bercerita, belajar bahasa Inggris, dan beraneka kreativitas.
BACA JUGA: Tantangan Dunia Perbukuan dan Budaya Baca Masyarakat
”Semoga rumah baca ini menjadi ruang pendidikan yang bisa menghidupkan kembali semangat nenek saya, guru yang menanamkan nilai pendidikan, cinta dan harapan untuk membentuk masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” kata Carlson.
Menurut Ellen Graciana, pustakawan di Rumah Baca Tante Djie, kini kegiatan makin padat. ”Saat Hari Kemerdekaan Indonesia, digelar acara penuh keceriaan dalam lomba seru seperti lari bendera, memindahkan bola, makan kerupuk, dan lari balok,” katanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: