Israel Siapkan Tentara Untuk Bantu Warga Palestina 'Keluar' dari Gaza
Warga Gaza beraktivitas di tengah puing-puing pemukiman di Jabalia, Gaza Utara dalam masa gencatan senjata pada Jumat, 6 Februari 2025-Bashar Thaleb/AFP-
“Negara-negara seperti Spanyol, Irlandia, Norwegia, dan lainnya, yang telah melontarkan tuduhan dan klaim palsu terhadap Israel atas tindakannya di Gaza, secara hukum berkewajiban untuk mengizinkan warga Gaza untuk memasuki wilayah mereka,” ucapnya.
Kecaman Terhadap Rencana Trump
Sebelumnya diketahui bahwa Trump bersikeras ingin mengambil alih Gaza meskipun keputusan ini jelas menimbulkan kontroversi. Presiden ke-47 US ini menuai kecaman atas rencananya dalam mengambil alih Gaza dari negara-negara besar dunia seperti Rusia, Cina, dan Jerman.
BACA JUGA:Rindu Rumah, Cium Tanah, Gencatan Senjata di Jalur Gaza Disambut Gembira
BACA JUGA:Gencatan Senjata Gaza, Bagaimana Respons Dunia?
Pernyataan Trump ditolak secara luas karena dianggap mengabaikan upaya Palestina yang sudah lama mengupayakan kenegaraan yang diakui secara internasional.
Organisasi hak asasi manusia Human Rights Watch mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa rencana tersebut merupakan “niat untuk meningkatkan pembersihan etnis di Gaza.”
Warga Gaza Tetap Bersikukuh
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz--Akun X resmi Israel Katz
Serangan Israel yang menewaskan puluhan ribu orang selama 16 bulan terakhir telah memaksa warga Palestina berulang kali berpindah-pindah di dalam Gaza, mencari tempat yang lebih aman.
BACA JUGA:Gencatan Senjata Gaza, Bisakah Perang Berakhir?
BACA JUGA:Gencatan Senjata di Gaza Ada 3 Tahap, tapi Israel Belum Mau Jamin Hentikan Serangan?
Namun, banyak yang mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah meninggalkan daerah tersebut karena mereka takut akan pengusiran secara permanen
Mereka yang telah berhasil meninggalkan Gaza selama perang khawatir tidak diizinkan kembali oleh Israel
Dengan meningkatnya ketegangan global, rencana ini menambah ketidakpastian bagi masa depan Gaza dan warganya memicu kekhawatiran dunia terhadap nasib penduduk Palestina.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: